Baru-baru ini, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melaporkan negaranya mendeteksi kasus demam Lassa atau Lassa fever. Ini merupakan pertama kali Inggris mendeteksi demam Lassa setelah lebih dari satu dekade.
Pejabat kesehatan setempat mengatakan saat ini jumlah total kasus demam Lassa yang terkonfirmasi di Inggris ada tiga. Semua kasus yang diidentifikasi berasal dari wilayah timur Inggris dan satu orang yang melakukan perjalanan ke Afrika Selatan baru-baru ini.
Dari tiga kasus tersebut, satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (11/2/2022). Sebelumnya, pasien tersebut masih dalam penyelidikan dan dirawat di Bedfordshire Hospitals NHS Foundation Trust.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengkonfirmasi kematian seorang pasien kami yang telah dikonfirmasi mengidap demam Lassa. Kami mengirimkan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga mereka pada saat yang sulit ini," kata pihak Bedfordshire Hospitals NHS Foundation Trust yang dikutip dari Independent UK, Senin (14/2/2022).
"Kami akan terus bekerja sama dengan rekan-rekan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris untuk melakukan latihan pelacakan kontak yang kuat," lanjutnya.
Diketahui, ini merupakan kematian ketiga akibat demam Lassa yang tercatat di Inggris. Tetapi, ini merupakan kasus kematian pertama akibat wabah yang terjadi baru-baru ini.
Pejabat setempat mengungkapkan salah satu kasus demam Lassa sudah pulih, sementara yang lainnya tengah dirawat di Royal Free London Foundation Trust.
Pihak UKHSA juga telah menghubungi orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan kasus konfirmasi demam Lassa sebelumnya. Meski begitu, risiko pada masyarakat umum masih sangat rendah.
"UKHSA dan NHS memiliki prosedur pengendalian infeksi yang cukup dan kuat untuk menangani kasus penyakit menular impor dan ini akan diperkuat," kata Dr Susan Hopkins, kepala penasihat medis di UKHSA.
Apa itu penyakit demam Lassa dan seberapa parah penularannya? Simak di halaman berikut.
Apa Itu Demam Lassa?
Demam Lassa merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Lassa, yang biasanya menginfeksi orang melalui paparan makanan atau barang-barang rumah tangga yang telah terkontaminasi urine atau kotoran tikus yang terinfeksi. Virus ini juga bisa menyebar melalui cairan tubuh yang terinfeksi.
Sejak 1980 lalu, ada delapan kasus demam Lassa yang terdeteksi di Inggris. Sebanyak dua kasus terakhir terjadi pada tahun 2009 lalu.
Pihak UKHSA mengungkapkan orang yang tinggal di daerah Afrika Barat dengan populasi tikus yang tinggi menjadi paling berisiko terkena demam Lassa. Sementara kasus yang terjadi di tempat lain hampir secara eksklusif pada orang yang bekerja di daerah endemik dalam pekerjaan berisiko tinggi, seperti pekerja medis atau pekerja bantuan lainnya.
Kebanyakan orang dengan demam Lassa akan sembuh total dan hanya 1 persen dari semua infeksi yang menyebabkan kematian. Tetapi, beberapa orang bisa mengalami kondisi yang parah akibat penyakit ini.
Meski demam Lassa termasuk infeksi yang serius, tetapi ini tidak terlalu cepat menular seperti COVID-19. Hal ini disampaikan oleh seorang peneliti senior kesehatan global di University of Southampton, Dr Michael Head.
"Demam Lassa adalah infeksi serius, tetapi tidak menular seperti COVID-19. Studi sebelumnya memperkirakan jumlah R Lassa kira-kira antara 1,0 dan 1,6. Sementara virus Corona tipe asli pada awal pandemi ini memiliki nomor R sekitar 3, dan variannya menjadi semakin menular," jelasnya.
Simak Video "Video: Cara Pandang Raja Charles Berubah Setelah Sempat Didiagnosis Kanker"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)











































