Perbedaan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca, Sama-sama Bisa untuk Booster

Perbedaan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca, Sama-sama Bisa untuk Booster

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Kamis, 17 Feb 2022 21:18 WIB
Perbedaan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca, Sama-sama Bisa untuk Booster
Perbedaan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Pemerintah telah menyelenggarakan program vaksinasi sejak tahun 2020 lalu. Adapun 10 jenis vaksin yang telah menerima izin penggunaan darurat (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, di antaranya vaksin Pfizer dan AstraZeneca. Lalu, apa perbedaan vaksin Pfizer dan AstraZeneca?

Sebagaimana diketahui, vaksin Pfizer dan AstraZeneca sama-sama digunakan sebagai vaksin COVID-19 primer (dosis 1 dan 2) dan booster (dosis ketiga). Namun, keduanya memiliki perbedaan, termasuk dari metode pengembangan, efikasi, hingga efek sampingnya.

"Secara sederhana, dari berbagai jenis vaksin COVID-19 yang dikembangkan, kita dapat dikategorikan proses pengembangan berdasarkan bahan baku yang digunakan," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca

Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (17/2/2022), berikut perbedaan vaksin Pfizer dan AstraZeneca yang perlu diketahui.

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca atau dikenal dengan vaksin Oxford dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi asal Inggris bersama peneliti dari Universitas Oxford. Vaksin ini menggunakan platform Adenovirus atau merekayasa virus agar menjadi vaksin, sehingga mampu menginfeksi virus lain.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat efikasi dari vaksin AstraZeneca ini mencapai 63,09 persen pada dosis kedua setelah interval 12 minggu dari dosis pertama.

Bahkan, terbukti dapat mengurangi gejala COVID-19 yang kerap kali muncul pada orang yang terinfeksi.

Meskipun demikian, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kontraindikasi vaksin AstraZeneca, seperti alergi terhadap vaksin atau komponennya, dan riwayat alergi berat (anafilaksis) pada pemberian dosis pertama vaksin AstraZeneca.

Rekomendasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca dari BPOM

  • Usia +18 tahun

Rekomendasi Target Penerima Vaksin

  • Pengidap gangguan jantung, pernapasan, obesitas
  • Penyintas COVID-19*
  • Pengidap HIV +*
  • Pengidap gangguan imun*
  • Ibu hamil
  • Ibu menyusui

*Dengan anjuran tenaga kesehatan

Efek Samping Vaksin AstraZeneca

Berikut efek samping AstraZeneca yang umum terjadi:

  • Pusing
  • Mual
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Nyeri di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Malaise (tidak enak badan)
  • Demam

Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer merupakan vaksin berbasis mRNA yang tidak menggunakan virus hidup penyebab COVID-19. Berdasarkan uji klinis fase 3, vaksin Pfizer diklaim memberikan efikasi 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas, dan 100 persen pada anak-remaja yang berusia 12-15 tahun.

Rekomendasi Penggunaan Vaksin Pfizer dari BPOM

  • Usia +12 tahun

Rekomendasi Target Penerima Vaksin

  • Pengidap gangguan jantung, pernapasan, obesitas
  • Penyintas COVID-19*
  • Pengidap HIV +*
  • Pengidap gangguan imun*
  • Ibu hamil
  • Ibu menyusui

*Dengan anjuran tenaga kesehatan

Efek Samping Vaksin Pfizer

Efek samping vaksin Pfizer yang dilaporkan umumnya berlangsung selama beberapa hari, mencakup:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Menggigil
  • Nyeri sendi
  • Demam

Jadi guys, perbedaan vaksin Pfizer dan AstraZeneca bisa dilihat dari tingkat efikasi, metode pengembangan, hingga efek samping. Selain itu, target sasaran dari kedua vaksin tersebut juga berbeda.




(suc/up)

Berita Terkait