Jumlah kasus harian COVID-19 turun menjadi 59.635 pada Jumat (18/2/2022), setelah sempat melonjak hingga 64.718 kasus pada 16 Februari. Puncak gelombang Omicron sudah terlewati?
Berdasarkan data dari beberapa negara yang lebih dahulu melewati amukan gelombang Omicron, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak gelombang Omicron akan terjadi 35-65 hari sejak kenaikan kasus dimulai.
Prediksi senada juga sempat disampaikan juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya, puncak gelombang Omicron akan ditandai dengan lonjakan kasus hingga 6 kali dari yang tercatat pada puncak gelombang Delta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu tiga kali sampai enam kali lebih tinggi daripada varian Delta," jelas dr Nadia, Kamis (10/2/2022).
Bicara soal angka, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memperkirakan puncak gelombang Omicron bisa mencapai 500 ribu kasus. Namun dengan keterbatasan kapasitas tracing, diperkirakan hanya akan ada sekitar 100 ribu yang terdeteksi.
"Iya setidaknya dengan kapasitas testing kita, tracing kita, itu bisa terdeteksi di atas 100 ribu. Kalau lebih baik lagi testing tracingnya, ya sebenarnya bisa lebih," beber Dicky saat dihubungi detikcom Jumat (11/2/2022).
Detail penambahan kasus COVID-19 pada Jumat (18/2/2022) adalah sebagai berikut:
- Kasus baru tambah 59.635, total kasus menjadi 5.089.637
- Kasus sembuh tambah 32.094, total kasus sembuh menjadi 4.447.210
- Kasus meninggal tambah 216, total kasus meninggal menjadi 146.044
Jumlah kasus aktif tercatat 496.383 kasus, spesimen yang diperiksa sebanyak 501.627, dan suspek yang diamati sebanyak 42.632.











































