Pemerintah Indonesia memastikan tidak mau latah ikut-ikutan melonggarkan pembatasan terkait COVID-19. Sejumlah negara bahkan sudah tidak mewajibkan masker dan jaga jarak, Indonesia memilih transisi bertahap.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers update PPKM, Senin (21/2/2022).
"Meskipun beberapa negara lain sudah mulai memberlakukan kebijakan pelonggaran dan transisi ke endemik seperti Inggris, Denmark, dan Singapura, namun kita tidak perlu latah atau ikut-ikutan seperti negara tersebut," tegasnya.
Transisi menuju status endemi menurut Luhut akan dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Ia meminta agar warga tetap selalu waspada, tidak lengah karena lonjakan kasus akibat varian Omicron diprediksi masih akan terus terjadi.
"Kami akan terus melakukan evaluasi mengenai status endemi ke depannya," janji Luhut.
Komorbid paling rentan
Tak lupa, Luhut mengingatkan risiko kematian akibat COVID-19 paling banyak dialami warga yang belum vaksinasi lengkap dan memiliki komorbid. Diabetes mellitus paling banyak diidap pasien yang meninggal dunia.
"Berdasarkan data yang kami himpun hari ini, dari 2.484 pasien yang meninggal 73 persen di antaranya belum vaksinasi dosis lengkap, dan 53 persen lansia, dan 46 persen (punya) penyakit penyerta atau komorbid," terangnya.
"Pasien komorbid tersebut rata-rata meninggal 5 hari sejak masuk ke rumah sakit, di mana komorbid terbanyak adalah diabetes mellitus," lanjut Menko Luhut.
Karenanya, ia berpesan untuk segera mendapatkan vaksinasi terutama jika memiliki komorbid. Dan jika terinfeksi, maka sesegera mungkin mencari pertolongan medis agar bisa tertangani lebih cepat.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(up/up)