Virus Corona varian Omicron merupakan salah satu infeksi yang menjadi perhatian masyarakat global. Saat ini, varian Omicron menyumbang sebagian kasus COVID-19 di seluruh dunia.
Meski menimbulkan gejala ringan bagi mereka yang terinfeksi, berdasarkan hasil penelitian Kelompok Penasehat Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (TAG-VE), menunjukkan varian Omicron lebih cepat menular daripada varian sebelumnya. Maka dari itu, menjadi sebuah alasan varian baru tersebut tidak boleh dianggap enteng.
3 Jenis Subvarian Omicron
Dikutip dari Times of India, Kamis (24/2/2022), varian Omicron atau B.1.1.529 merupakan penerus dari varian Delta. Menurut penjelasan WHO, varian itu memiliki beberapa subvarian dan yang paling umum menyebar saat ini adalah BA.1, BA.11, dan BA.2
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, ditemukan juga sub varian BA.3 varian Omicron. Namun sub varian BA.2 yang menjadi perhatian para penelitian dan pakar kesehatan.
Pada 26 November lalu, varian Omicron dinyatakan sebagai variant of concern (VOC) karena beberapa faktor:
1. Menimbulkan peningkatan penularan dan perubahan yang merugikan dalam sisi epidemiologi COVID.
2. Terjadi peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis.
3. Terjadi penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau ketersediaan logistik kesehatan, vaksin, serta obat terapi.
Gejala Omicron
Gejala Omicron Subvarian BA.1
BA.1 merupakan subvarian pertama dari Omicron yang ditemukan setelah varian Delta. Menurut data GISAID pada 19 Januari, garis keturunan BA.1 ini menyumbang setidaknya 97,4 persen sequence.
Gejala umum subvarian BA.1 seperti:
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Hidung meler
- Bersin
- Sakit kepala
- Nyeri tubuh
- Demam ringan
Gejala seperti kehilangan indra penciuman dan perasa, tidak terlihat selama gelombang Omicron terjadi.
Gejala Omicron Subvarian BA.1.1
Berdasarkan studi yang dilakukan di Afrika Selatan, BA.1.1 memiliki 40 mutasi dan sudah terdeteksi di 69 negara.
Gejala subvarian BA.1.1 tidak berbeda dengan gejala varian lainnya.
Gejala Omicron Subvarian BA.2
Studi menunjukan terdapat perbedaan antara subvarian BA.2 dengan BA.1 dalam urutan genetiknya, termasuk perbedaan asam amino dalam spike protein dan protein lainnya. BA.2 memiliki keunggulan terkait masa pertumbuhannya, termasuk lebih cepat menular daripada BA.1
Dikatakan sebagai subvarian Omicron tercepat, berikut gejala yang ditimbulkan BA.2:
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Kesulitan bernapas
- Batuk terus-menerus
- Kelelahan
Hingga saat ini, belum ditemukan gejala lain untuk infeksi subvarian Omicron. Namun berdasarkan hasil penelitian, subvarian Omicron dapat menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru.
Jangan Anggap Enteng Omicron
Meski gejala yang ditimbulkan varian Omicron lebih ringan dari varian sebelumnya, tingkat keparahan infeksi COVID-19 masih bergantung pada mekanisme kekebalan tubuh. Bahkan pada beberapa kasus, infeksi masih meninggalkan bekas bahkan setelah dinyatakan sembuh atau disebut long COVID.
"Omicron telah menggantikan varian Delta di tingkat global. Banyak negara yang telah melewati puncak kasus tetapi masih ada juga negara yang belum melewati puncak kasus. Ini lebih ringan dari Delta tetapi bukan virus ringan," jelas Maria Van Kerkhove, pemimpin sisi teknis tim respon COVID-19 WHO.
(any/up)











































