Varian Omicron yang kini merebak diyakini memicu gejala lebih ringan, dibarengi cakupan vaksinasi dan imunitas alamiah pada orang-orang yang sudah pernah terinfeksi virus Corona. Melihat penurunan kasus di banyak wilayah, sejumlah pihak meyakini Omicron bisa menjadi pertanda pandemi COVID-19 bakal berakhir. Benarkah demikian?
"Varian Omicron yang dominan penyebab gelombang ketiga menyebabkan kekebalan alami terbentuk di sebagian besar individu yang terinfeksi. Juga dengan meningkatnya cakupan vaksinasi di seluruh dunia, kekebalan protektif terdapat pandemi COVID-19 mencapai puncaknya," kata konsultan senior pulmonologi dan perawatan Kritis di Rumah Sakit Global, Mumbai, dr Harish Chafle, dikutip dari Mint, Selasa (2/3/2022).
"Jadi kemungkinan pandemi ini akan berakhir dalam waktu dekat setelah kita mengalami gelombang keempat yang diikuti COVID-19 menjadi endemi dengan sedikitnya peningkatan kasus," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi di Indonesia
Akan tetapi, Kementerian Kesehatan RI menyampaikan hal berbeda. Dalam kesempatan lainnya ditegaskan, untuk pandemi COVID-19 di Indonesia beralih menjadi endemi, diperlukan waktu dan persiapan yang panjang. Untuk menjadi endemi, laju penularan COVID-19 di Indonesia harus berada di bawah 1.
"Kita jangan bicara dulu masuk fase endemi. Sekarang fasenya bagaimana pandemi ini terkendali kemudian kita masuk ke fase yang kita sebut pra-endemi, baru kemudian kita nyatakan sebagai endemi," ujar juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual terkait update pengembangan COVID-19 di Indonesia, Rabu (1/3/2022).
"Penting adalah bagaimana laju penularan itu terus menerus ditekan dalam kurun waktu tertentu. Kemarin kan kita sudah sempat sampai kurang dari 1 mulai September. September, Oktober, November, Desember. Baru kurang-lebih tiga bulan kurang dari satu tiba-tiba ada varian baru," pungkasnya.
Simak Video 'Menkes Siapkan Protokol Menuju Endemi Covid-19':











































