Meski varian Omicron disebut-sebut memicu gejala lebih ringan dibanding varian Corona lainnya, sejumlah ahli meyakini Omicron juga berisiko memicu gejala COVID-19 berkepanjangan alias 'Long COVID'. Pasalnya, tingkat keparahan dan lama gejala tak terlepas dari faktor imunitas sehingga setiap pasien mengalami kondisi berbeda.
"Setiap individu yang berbeda memiliki respons imun yang bervariasi, sehingga potensi mendapat gejala berkepanjangan juga berbeda pada satu orang dengan yang lain," jelas dr Ashutosh Shukla, direktur senior penyakit dalam di Rumah Sakit Max di Guragon, India, dikutip dari Deseret News, Rabu (2/3/2022).
"Pasca pemulihan dari COVID, sekitar 50-60 persen pasien memiliki gejala yang menetap selama tiga minggu atau lebih," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli paru dr Santosh Jha menambahkan, risiko gejala berat berkepanjangan pasca terinfeksi varian Omicron ada pada pengidap penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, kanker, serta orang-orang yang mengonsumsi obat imunosupresan.
Apa saja gejala long COVID yang bisa menetap secara berkepanjangan setelah seseorang terinfeksi varian Omicron?
- Kelelahan
- Sesak napas
- Sulit bernafas
- Batuk
- Nyeri sendi dan dada
- Kehilangan bau atau rasa
- Pusing
Pasien varian Omicron yang mengalami gejala kelelahan terus-menerus meski sudah dinyatakan negatif COVID-19 dianjurkan untuk melakukan peningkatan aktivitas secara bertahap.
Sebab menurut penyedia perawatan primer yang bekerja di Universitas George Washington, Daniel Karel, perburukan gejala pada pasien long COVID kerap muncul dalam waktu sehari atau dua hari setelah pasien beraktivitas fisik.
(vyp/up)











































