Pilu Dokter Ukraina Tak Bisa Evakuasi Semua Pasien Anak di Tengah Kepungan Bom

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Sabtu, 05 Mar 2022 14:00 WIB
Perang Ukraina dan Rusia. (Foto: AP/Emilio Morenatti)
Jakarta -

Invasi Rusia ke Ukraina belum kunjung usai, banyak tim medis dokter dan perawat kini berada di tingkat stres amat tinggi. Pasalnya, fasilitas medis terpaksa harus dipindahkan, di tengah ledakan besar pusat kota Ukraina.

Pada akhirnya, banyak pasien termasuk usia anak yang membutuhkan perawatan paliatif, dirawat di sebuah kereta yang memungkinkan melakukan perjalanan evakuasi ke Polandia.

Perawatan paliatif adalah perawatan pada pasien yang memiliki penyakit tidak dapat sembuh, sehingga dirawat dengan cara memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu.

Dalam laporan CNN, setidaknya ada 12 anak termasuk dengan kondisi memerlukan ventilator, berhasil dievakuasi.

Sebelas dari 12 pasien berasal dari rumah sakit sekitar Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, yang pernah dikenal memiliki perawatan paliatif terbaik di Ukraina. Sekarang, daerah itu menjadi yang paling banyak terdampak pengeboman, pasukan Rusia menargetkan daerah pemukiman di sana selama seminggu terakhir, menghantam infrastruktur sipil seperti sekolah, toko, rumah sakit, blok apartemen dan gereja.

Kisah Pilu Dokter

Selama berhari-hari, Szuszkiewicz seorang dokter anak dan spesialis perawatan paliatif menerima panggilan telepon dari orang tua yang putus asa dari anak-anak yang masih terjebak di daerah Kharkiv. Permohonan bantuan itu datang ketika ledakan bom tanpa henti terjadi di Kharkiv.

Seorang ibu bahkan berteriak, tanpa ventilator dan penghilang rasa sakit, anaknya akan mati.

"Saya hanya bisa memberitahu dia jika dia menemukan jalan ke Lviv (di Ukraina barat) maka saya akan dapat membantunya," kata Szuszkiewicz kepada CNN, sembari tak kuasa menahan air mata yang mengalir di wajahnya dan suaranya tertahan.

Dia bahkan tidak tahu, apakah ibu dan anak itu masih hidup.

Perjalanan yang Menyiksa

Di atas kereta, seorang ibu membelai jemari putrinya dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Ibu bernama Ira, berkata pada Victoria, sang putri, mereka termasuk orang yang beruntung.

"Ya sayang, semuanya akan baik-baik saja," katanya kepada Victoria yang berusia enam tahun, yang mengidap cerebral palsy dan tidak bisa berjalan.

Untuk naik kereta medis, Ira pertama-tama harus melakukan perjalanan dari desanya di luar Kharkiv ke kota Lviv, di mana para keluarga diperintahkan untuk bertemu. Ira menggendong Victoria dalam pelukannya selama lebih dari tiga hari untuk sampai ke sana, melalui kepanikan semua orang yang tengah mencoba melarikan diri dan kereta begitu penuh sesak.

Sebenarnya, ada hampir 200 anak dalam perawatan paliatif di wilayah Kharkiv, menurut Szuszkiewicz. Awalnya Szuszkiewicz hendak ingin mengatur kereta api menuju ke Kharkiv, tetapi menurutnya mustahil lantaran kota itu sudah dikepung pasukan Rusia.

Szuszkiewicz adalah penyelenggara utama, memobilisasi jaringan profesional medis di Ukraina untuk membantu mengangkut semua orang ke titik pertemuan Lviv. Total ada sekitar 50 orang yang dievakuasi.

Pemerintah Polandia dan Rumah Sakit Klinik Pusat Warsawa mengubah beberapa gerbong kereta menjadi bangsal medis darurat, termasuk ruang operasi.

"Segera setelah saya tiba dan mendekati bus itu dan saya berkata, 'kami di sini, segera akan menyelamatkan pasien, kami akan membawa kalian keluar dari negara berperang, kalian bersantai sekarang," dia bertemu dengan rasa tidak percaya dan lega.

"Sekarang, ada banyak kata terima kasih, ada kegembiraan, ada harapan untuk hidup," kata Szuszkiewicz.



Simak Video "Video: Keluarga Ungkap Kronologi Wafatnya Epy Kusnandar "

(naf/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork