Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia beberapa pekan belakangan diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menurun, tetapi angkanya masih tinggi. Bila dilihat tren keseluruhan di Asia Tenggara, angka kematian COVID-19 juga mulai menunjukkan penurunan.
"Di Indonesia juga masih cukup tinggi (kasus COVID-19) walaupun sudah ada penurunan kasus beberapa minggu belakangan ini dan kematian pada setiap negara di regional Asia Tenggara ini ada penurunan kasus kematian yang dilaporkan," beber Endang Wulandari dari WHO Indonesia dalam agenda daring Kamis (10/3/2022).
Endang mengungkap lebih dari 90 persen whole genome sequencing (WGS) yang dilaporkan secara global adalah varian Omicron. Artinya, sudah terjadi pergerakan dominasi varian dari yang terdahulu yakni COVID-19 varian Delta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Varian Omicron merupakan variant of Concern yang memiliki mutasi paling banyak. Endang juga merinci beberapa turunan atau sublineage dari Omicron, khususnya di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
BA.2 'Son of Omicron' meningkat di Indonesia
Mengutip data GISAID per 2 Maret 2022, Endang menjelaskan dominasi turunan varian Omicron di banyak negara cukup beragam.
"Ada BA.1 dan BA.1.1 dan juga ada BA.2, jadi di Asia Tenggara itu BA.1.1 predominant ada di Thailand kemudian juga untuk Indonesia kita lihat bahwa Indonesia ini melaporkan ada BA.1 BA.1.1 dan BA.2 yang mulai meningkat," tuturnya.
"Sementara BA.2 predominant ada di India, Nepal dan juga ada di Srilanka. sangat bervariasi kondisi yang ada di Asia Tenggara ini," sambung Endang yang merupakan National Professional Office Health Emergency Programme di WHO Indonesia.
Ia menekankan, data global menunjukkan subvarian Omicron BA.1.1 mulai mendominasi di dunia yakni sekitar 41 persen, disusul BA.2 di 34,2 persen.
(naf/up)











































