CDC Prediksi COVID-19 Jadi Penyakit Musiman, RI Juga Punya Skenario Sendiri

CDC Prediksi COVID-19 Jadi Penyakit Musiman, RI Juga Punya Skenario Sendiri

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 11 Mar 2022 12:31 WIB
CDC Prediksi COVID-19 Jadi Penyakit Musiman, RI Juga Punya Skenario Sendiri
Foto: Getty Images/iStockphoto/golibtolibov
Jakarta -

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperkirakan COVID-19 bakal berakhir menjadi virus musiman.

"Saya mengantisipasi bahwa ini mungkin akan menjadi virus musiman," kata Direktur CDC Dr Rochelle Walensky kepada NBC News, baru-baru ini.

Karenanya, ia mengimbau warga Amerika untuk berantisipasi manakala masker kembali wajib dipakai. Padahal, saat ini CDC sudah melonggarkan aturan wajib masker ini di tengah tren gelombang Omicron yang mereda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mungkin ingin lebih waspada selama beberapa musim," katanya.

"Mungkin kami ingin mewajibkan kembali masker untuk melindungi dari flu dan dari COVID-19, serta dari semua penyakit pernapasan lainnya."

ADVERTISEMENT

Kemenkes RI Setuju?

Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes RI Endang Budi Hastuti, sempat menjelaskan tiga skenario transisi Indonesia menuju endemi. Dalam salah satu skenarionya, ada kemungkinan COVID-19 menjadi penyakit musiman.

"Penurunan tingkat penularan dan keparahan berlanjut. Akan ada beberapa gelombang kecil sebagai hasil adanya kelompok rentan (penurunan efektivitas vaksin dan sebagiannya) atau kemungkinan seasonal pattern," terang dia dalam agenda daring, Kamis (10/3/2022).

Namun, ia tak bisa memastikan apakah kemungkinan tersebut yang bakal terjadi. Bisa saja kemunculan varian baru Corona membawa tren kasus yang mulai mereda, kembali melonjak, atau varian baru Corona justru melemah kemampuannya.

"Karena kita tahu pandemi ini tidak bisa diprediksi ya, kita pernah mengalami gelombang kedua kemudian terjadi situasi di mana kasusnya sudah sangat rendah tidak terjadi penambahan kemudian tiba-tiba muncul varian Omicron yang pertama kali di Afrika Selatan," sambungnya.

Jika menjadi penyakit musiman, perlukah vaksinasi terus menerus?

Menurut Walensky, masih belum jelas apakah orang akan membutuhkan suntikan booster COVID-19 tambahan selama tahun depan. WHO juga kini berfokus untuk menggencarkan vaksinasi booster agar merata di seluruh wilayah.

WHO memastikan vaksin COVID-19 booster memberikan perlindungan tingkat tinggi mencegah COVID-19 gejala berat dan kematian. WHO kini terus memantau penyebaran Omicron dan munculnya varian baru, menyebut vaksin kemungkinan perlu diperbarui di masa depan.




(naf/up)

Berita Terkait