Banyak negara yang mengklaim wilayahnya bakal segera terbebas dari COVID-19 lantaran tren kasus mulai mereda. Bahkan Malaysia mendeklarasikan mulai memasuki transisi fase awal endemi di 1 April 2022.
Terlebih, beberapa negara Eropa memilih berdamai dengan COVID-19 hingga protokol kesehatan kewajiban masker ikut dicabut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebenarnya tak ada satupun negara yang bisa menyatakan suatu wilayah sudah memasuki fase endemi atau terbebas dari COVID-19.
"Di WHO itu mempunyai emergency committee, di dalamnya ada ahli-ahli yang bertugas menganalisis risiko berdasarkan data yang dipertinbangkan secara global. Nanti mereka akan merekomendasikan kepada Dirjen WHO untuk melakukan penetapan endemi ataupun pencabutan pandemi tersebut," terang Endang Wulandari dari WHO Indonesia, dalam agenda daring Kamis (10/3/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, Endang memastikan pencabutan status pandemi menuju endemi di negara dengan catatan kasus COVID-19 rendah juga tak bisa dilakukan. Satu hal yang berbeda dari negara yang tak lagi mengalami lonjakan kasus adalah respons atau strategi penanganan wabah, sementara statusnya tetap berada di pandemi selama WHO belum mencabut ketentuan tersebut.
"Sedangkan dari negara-negara sendiri itu sebenarnya tidak bisa secara global atau secara international health regulation yaitu merupakan suatu pedoman global dalam penentuan apakah suatu event itu merupakan darurat kesehatan masyarakat," tandasnya.
"Setiap negara itu sebenarnya tidak bisa menentukan apakah ini sudah selesai atau tidak pandeminya," tegas Endang.
Negara-negara yang berhasil menekan kasus COVID-19 nantinya diberikan rekomendasi oleh pakar WHO terkait respons penanganan yang diperlukan, begitu juga mereka yang masih mencatat lonjakan kasus.
"Apakah ada negara yang kasusnya masih tinggi, itu mungkin dia akan melakukan mobilisasi sumber daya atau penyiapan RS lebih banyak,"
"Kemudian ada juga negara yang mungkin walaupun dia dalam fase pandemi, kasusnya di negara tersebut masih rendah, sehingga dia akan men-deeskalasi respons karena kasusnya sudah ada penurunan," pungkas dia.
(naf/up)











































