Sering Melanda Perempuan Umur 20-an, Kenali Serba-serbi Quarter-Life Crisis

Sering Melanda Perempuan Umur 20-an, Kenali Serba-serbi Quarter-Life Crisis

Rosiana Muliandari - detikHealth
Sabtu, 12 Mar 2022 15:00 WIB
Sering Melanda Perempuan Umur 20-an, Kenali Serba-serbi Quarter-Life Crisis
Mengenal quarter-life crisis yang sering dialami khususnya pada wanita. (Foto: Getty Images/iStockphoto/MangoStar_Studio)
Jakarta -

Quarter-Life Crisis (QLC) atau krisis seperempat abad bukan suatu hal yang asing di kalangan anak muda sekarang. Banyak dari mereka di kisaran umur 19-25 tahun yang mengalami QLC, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, apakah perempuan memiliki wujud QLC yang berbeda?

"Jadi, Quarter-Life Crisis ini adalah kondisi kekhawatiran yang dialami kita, sebagai individu, yang mulai meninggalkan kenyamanan hidup di masa remaja menuju ke kehidupan nyata di masa dewasa," jelas Cania Mutia, M.Psi., seorang psikolog klinis dan dosen psikologi Universitas Negeri Yogyakarta, di acara e-Life: Perempuan dan Quarter-Life Crisis, Jumat (11/3/2022).

Fase krisis ini dialami oleh perempuan dan laki-laki, namun, Cania menjelaskan bahwa QLC terasa berat di kalangan perempuan. Hal itu dikarenakan banyak sekali tuntutan yang diberikan oleh perempuan di umur 20-an, baik tuntutan dari sosial atau keluarga mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cania menyebutkan beberapa tuntutan tersebut antara lain harus menikah sebelum menginjak umur 30 tahun, harus memiliki anak setelah menikah, dan sekaligus dituntut untuk menjadi wanita independen.

Selain faktor tersebut, Nova Wulandari, founder @perempuanbicara_, juga menyebutkan bahwa media sosial menjadi faktor penyebab terjadinya QLC pada perempuan. Ia mengatakan bahwa dari sosial media dapat muncul kecenderungan untuk membanding-bandingkan diri. Dari kebiasaan buruk itu dapat beresiko untuk para perempuan saling menjatuhkan satu sama lain.

ADVERTISEMENT

"Perempuan itu sering merendahkan dirinya sendiri. Ini yang sering terjadi bahwa ketika ada perempuan yg sukses, banyak perempuan yang nggak bertepuk tangan ketika perempuan lainnya sukses. Justru mereka akan semakin menjatuhkan sesama perempuan," tutur Nova.

Bagaimana wujud QLC pada perempuan menurut psikologi?

Cania membagi wujud QLC pada perempuan menjadi tiga kategori. Wujud pertama adalah pikiran saat seorang perempuan membanding-bandingkan dirinya; salah satu penyebabnya adalah karena digitalisasi. Wujud pertama ini merupakan penyebab dari wujud kedua yaitu perasaan emosi perempuan yang terganggu.

Kemudian, QLC juga dapat dilihat dari perilaku seseorang perempuan. Contohnya seperti bagaimana perempuan Indonesia sering terhambat untuk meningkatkan potensinya, seperti minta promosi di pekerjaannya karena budaya patriarki yang kuat.




(fds/fds)

Berita Terkait