Invasi Rusia ke Ukraina terus memicu kekhawatiran akan dampak radioaktif menyusul serangan terhadap salah satu pembangkit nuklir Ukraina. Akibat hal ini, banyak warga barat yang memborong pil potasium iodine.
Iodida radioaktif oleh paparan nuklir diketahui bisa merusak tiroid. Setelah dilepaskan ke atmosfer, senyawa tersebut dapat terhirup ke paru-paru dan mencemari air, tanah, tumbuhan, dan hewan di sekelilingnya.
Ketegangan antara kedua negara Eropa ini membuat banyak warga dunia panik, menyebabkan stok pil potassium iodine ludes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa sih Potassium Iodine itu?
Dikutip dari laman CDC, potassium iodide atau kalium iodida sebenarnya adalah obat yang digunakan untuk melunakkan lendir di saluran napas dan biasanya dikonsumsi oleh pasien hipertiroid.
Namun dalam keadaan darurat radiasi nuklir, potassium iodide memiliki peranan penting untuk menghalangi tiroid agar tidak menyerap radioaktif iodium. Namun Potassium iodide hanya bekerja untuk mencegah pengambilan yodium radioaktif ke dalam kelenjar tiroid.
Potassium iodide tidak mencegah yodium radioaktif memasuki tubuh dan tidak dapat membalikkan efek kesehatan yang disebabkan oleh yodium radioaktif setelah tiroid rusak.
Efek samping Potassium Iodine
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan potassium iodide dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Efek samping yang muncul antara lain:
- Demam
- Kelelahan
- Sakit perut
- Diare
- Jerawatan
- Mulut terasa logam
- Nyeri dada
Dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang kalium iodida dapat menyebabkan keracunan yodium. Beri tahu dokter jika memiliki gejala seperti:
- Rasa terbakar di mulut atau tenggorokan
- Gusi sakit atau berdarah
- Sakit kepala parah
- Iritasi mata
- Ruam kulit
(kna/fds)











































