WHO Miris Lihat 64 RS di Ukraina Diserang Imbas Invasi Rusia, Begini Kondisinya

WHO Miris Lihat 64 RS di Ukraina Diserang Imbas Invasi Rusia, Begini Kondisinya

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 24 Mar 2022 18:00 WIB
WHO Miris Lihat 64 RS di Ukraina Diserang Imbas Invasi Rusia, Begini Kondisinya
Ilustrasi WHO menyebut terdapat sekitar 64 rumah sakit di Ukraina diserang imbas invasi Rusia. Foto: Screenshoot AFP
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan telah memverifikasi sekitar 64 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan di Ukraina sejak invasi Rusia pada bulan lalu. Disebutkan, serangan yang terjadi pada 24 Februari hingga 21 Maret, dengan rata-rata 2-3 kasus setiap harinya, telah menewaskan setidaknya 15 orang.

"Serangan terhadap perawatan kesehatan adalah pelanggaran hukum humaniter internasional. Tetapi taktik perang yang merugikan menghancurkan infrastruktur penting lebih buruk lagi, mereka menghancurkan harapan," kata dr Jarno Habicht, perwakilan WHO di Ukraina, dikutip dari Aljazeera, Kamis (24/3/2022).

"Mereka merampas perawatan orang-orang yang sudah rentan, yang seringkali berada di antara hidup dan mati. Perawatan kesehatan bukan dan tidak boleh menjadi target," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dipaparkan, hampir sebanyak empat juta orang terpaksa meninggalkan Ukraina. Sejumlah kota termasuk Kharkiv, Kyiv, dan Mariupol mengalami pemboman udara secara intens. Orang-orang dipaksa masuk ke tempat perlindungan bawah tanah demi keselamatan.

Perang selama empat pekan ini juga memaksa Ukraina untuk menggunakan rumah sakit untuk merawat warga yang terluka. Ini membuat penyediaan layanan medis dasar terganggu. WHO mencatat hampir 1.000 fasilitas kesehatan berada dekat dengan daerah kependudukan.

ADVERTISEMENT

"Konsekuensi dari itu dengan kondisi terbatas atau tidak ada akses ke obat-obatan (serta) fasilitas dan profesional kesehatan, berarti pengobatan kondisi kronis hampir berhenti," ujar WHO dalam pernyataannya.

Sekitar setengah dari apotek di Ukraina diperkirakan tutup, imbas banyak petugas kesehatan terlantar akibat pertempuran dan tidak bisa bekerja.

Perihal vaksinasi COVID-19, sebelum invasi, cakupan vaksinasi COVID-19 di Ukraina bisa mencapai 50.000 dalam sehari. Namun pada 24 Februari hingga 15 Maret, WHO hanya mencatat 175.000 orang divaksinasi COVID-19.

WHO mengaku tengah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Ukraina untuk mengatasi masalah imbas perang. WHO telah mengirim lebih dari 100 metrik ton peralatan medis melintasi perbatasan ke fasilitas kesehatan di seluruh negeri. Sekitar 36 metrik ton pasokan termasuk obat-obatan untuk penyakit kronis, serta obat-obatan pediatrik kini dengan dalam perjalanan ke kota barat Lviv.

"Apa yang kami berikan, memenuhi kebutuhan orang-orang di lapangan, mengingat petugas kesehatan Ukraina bekerja sepanjang waktu dalam keadaan yang tidak bisa dibayangkan," kata dr Habicht.

"Sebuah tim profesional kesehatan terlatih bisa, dibarengi dengan satu kit trauma WHO yang berisi peralatan bedah, bahan habis pakai, dan antiseptik menyelamatkan nyawa 150 orang yang terluka. Artinya, mengirimkan 10 kit seperti itu berarti 1.500 nyawa terselamatkan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(vyp/fds)

Berita Terkait