Ssst! Kemenkes Siapkan CitizenHealth, Apps Baru Pengganti PeduliLindungi

Ssst! Kemenkes Siapkan CitizenHealth, Apps Baru Pengganti PeduliLindungi

Rosiana Putri Muliandari - detikHealth
Jumat, 25 Mar 2022 10:55 WIB
Ssst! Kemenkes Siapkan CitizenHealth, Apps Baru Pengganti PeduliLindungi
Kemenkes siapkan aplikasi pengganti PeduliLindungi (Foto: Agung Mardika)
Jakarta -

Seiring makin melandainya COVID-19, Indonesia diprediksi segera bersiap untuk memasuki fase endemi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga sempat mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan roadmap transisi ke masa endemi.

Pada 23 Maret lalu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga sudah memperbolehkan masyarakat untuk mudik dengan syarat sudah vaksin satu, dua, dan booster. Salah satu kriteria lainnya juga untuk memiliki aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu alat penunjuk bahwa seseorang sudah vaksin penuh dan booster agar dapat mudik.

Berbicara mengenai PeduliLindungi, ada sebuah kemungkinan bahwa, nantinya saat telah memasuki fase endemi, aplikasi itu sudah tidak diperlukan lagi. Lalu, apakah ada pengganti aplikasi tersebut?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, PeduliLindungi akan bermetamorfosis setelah kemudian antigen tidak lagi dipakai di [misal] pesawat. Terus kemudian, nanti bagaimana nasib PeduliLindungi ini akan menjadi CitizenHealth App," terang Setiaji, Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (DTO Kemenkes), di acara Health Innovation Sprint Accelerator 2022 Demo Day, Jakarta, Kamis (24/3/2022).

ADVERTISEMENT

Aplikasi pengganti ini-yang sekarang masih diberikan nama CitizenHealth-merupakan sebuah platform terintegrasi sebagai penyimpanan data kesehatan pribadi yang lengkap yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sementara ini, aplikasi ini ditargetkan untuk diluncurkan di akhir Juni 2022.

"CitizenHealth ini isinya kan nanti ada personal medical record. Mirip seperti PeduliLindungi kalau misalnya tes [COVID], vaksin. Nah, ini juga sama, tetapi, untuk seluruh layanan kesehatan," jelas Setiaji pada deikcom, Kamis (24/3/2022).

Setiaji menjawab dengan optimistis bahwa masyarakat akan menggunakan aplikasi ini karena data kesehatan seseorang merupakan sebuah kepentingan dasar manusia yang vital. Selain karena aplikasi ini tidak dipungut biaya, adanya data kesehatan pribadi di aplikasi ini dapat memudahkan masyarakat untuk berobat.

Dengan adanya data vital yang banyak ini, mungkin akan membuat masyarakat pesimistis dengan keamanan datanya. Menjawab hal ini, Setiaji telah menyediakan beberapa solusi. Solusi yang pertama adalah bahwa aplikasi ini wajib digunakan dengan persetujuan dari pihak pasien dan dokter, jadi, dokter tidak bisa sembarangan menggunakannya.

Selain itu, akan ada juga verifikasi biometrik, seperti sidik jari, untuk membuka aplikasinya agar dapat melihat apakah benar yang ingin membuka adalah orang yang data kesehatannya ada di CitizenHealth.

Kemudian, aplikasi ini juga akan menggunakan sebuah teknologi dimana jika datanya tercuri, pencuri hanya akan menemukan kode-kode yang tidak dapat dibaca.

"Jadi, begitu data dikirim, kita akan mengenkripsi, tidak bisa disadap. [Mungkin] bisa disadap di tengah, tapi tidak akan bisa dibaca orang," tuturnya.

Untuk memudahkan penggunaan di kawasan yang sulit jangkauan internet, Setiaji menjelaskan bahwa CitizenHealth ini juga akan menyediakan mode online dan mode offline.

Catatan Redaksi: Kepada detikcom, Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (DTO Kemenkes) Setiaji meluruskan, aplikasi PeduliLindungi tidak diganti melainkan bermetamorfosis. Selengkapnya DI SINI.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Wamenkes: Kematian Akibat TBC di RI Lebih Banyak dari Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait