Hari Bipolar Sedunia diperingati pada tanggal 30 Maret pada tiap tahunnya. Bipolar adalah kondisi mental yang banyak dibicarakan belakangan ini. Peringatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kondisi mental.
Sebagai informasi, bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Hal ini mencakup emosi yang tinggi (mania atau hipomia) dan terendah (depresi) dan karenanya disebut juga gangguan manik depresi.
Saat seseorang menjadi depresi, bisa merasa sedih atau putus asa dan kehilangan kesenangan yang dapat mengganggu sebagian besar aktivitas. Tetapi, jika emosi sedang tinggi, pengidapnya bisa merasa penuh energi atau sangat mudah tersinggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan suasana hati yang terjadi itu bisa mempengaruhi tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih.
Selain pengertian, yuk kenali seluk beluk bipolar. Dikutip dari berbagai sumber, berikut informasi terkait Hari Bipolar Sedunia.
Sejarah Hari Bipolar Sedunia
Hari Bipolar Sedunia merupakan inisiatif dari International Society for Bipolar Disorders (ISBD) yang bekerjasama dengan International Bipolar Foundation (IBPF) dan Asian Network of Bipolar Disorders (ANBD).
Istilah bipolar berasal dari Yunani kuno. Penyebutan awalnya adalah gangguan mental yang ditemukan dalam literatur medis dari dokter Hippocrates atau disebut sebagai "bapak kedokteran." Dia mendokumentasikan temuannya pada dua suasana hati yang berlawanan, kini dikenal sebagai depresi dan mania.
Pemahaman konseptual modern tentang gangguan bipolar terjadi pada abad ke-19. Deskripsi independen gangguan bipolar dipresentasikan ke Académie de Médecine di Paris pada tahun 1854 oleh ahli saraf Prancis Jules Baillarger dan psikiater Prancis Jean-Pierre Falret.
Dulu, istilah 'gangguan bipolar' belum diciptakan, sehingga Baillarger menyebut penyakit tersebut dengan istilah 'folie bentuk ganda,' yang berarti kegilaan bentuk ganda. Sedangkan Falret menyebutnya 'folie circulaire,' yang berarti kegilaan melingkar.
Hari Bipolar Sedunia 2022: Tema
Dikutip dari laman resmi Internasional Bipolar Foundation (IBF), Hari Bipolar Sedunia 2022 mengusung tema #BipolarTogether
Peringatan Hari Bipolar Sedunia dirayakan bersamaan dengan hari ulang tahun Vincent Van Gogh, seorang pelukis Belanda serta salah satu seniman yang paling berpengaruh dalam sejarah seni Barat yang didiagnosis mengidap gangguan bipolar.
Hari Bipolar Sedunia 2022: Warna Pita
Pita merupakan simbol yang berguna untuk meningkatkan kesadaran gangguan bipolar. Warna pita yang digunakan untuk menandakan Hari Bipolar Sedunia adalah hitam dan putih. Pasalnya, warna kontras tersebut mewakili dua sisi ekstrim dari kondisi tersebut.
Hari Bipolar Sedunia 2022: Gejala Bipolar
Dilansir dari Healthline, Rabu (30/3/2022), ada tiga gejala utama bipolar disorder yaitu mania, hypomania dan depresi. Saat mengalami mania, seseorang dengan bipolar disorder bisa merasa bahagia, impulsif, euforia dan penuh energi.
Hypomania biasanya terkait dengan gangguan bipolar II. Gejalanya hampir sama dengan mania tapi tidak terlalu parah. Hypomania mungkin tidak mengakibatkan masalah di kehidupan sehari-hari bagi pengidap bipolar disorder, namun mereka akan tetap merasa perubahan mood.
Sedangkan depresi, seseorang yang mengidap bipolar akan mengalami rasa sedih yang mendalam, putus asa, kehilangan energi dan rasa tertarik, terlalu banyak atau kekurangan tidur dan pikiran untuk bunuh diri.
Juga, ada sejumlah gejala yang membedakan bipolar di perempuan dan laki-laki. Perempuan dengan bipolar biasanya lebih sering mengalami episode depresi, sedangkan laki-laki lebih sering mengalami episode mania.
Hari Bipolar Sedunia: Perawatan
Beberapa perawatan tersedia untuk merawat bipolar, yaitu dengan obat-obatan, konseling, dan perubahan gaya hidup.
Obat-obatan yang direkomendasikan untuk merawat bipolar antara lain mood stabilizer, obat antipsychotic, antidepressant, dan anti-anxiety.
Sedangkan konseling atau terapi yang bisa dijalani oleh pengidap bipolar, seperti terapi perilaku kognitif, psikoedukasi, dan terapi ritme interpersonal dan sosial.
Ada juga beberapa langkah sederhana yang bisa kalian lakukan untuk mengelola gejala bipolar. Beberapa di antaranya adalah menetapkan jadwal rutin untuk makan dan tidur, belajar untuk mengenali mood yang berubah, meminta teman atau keluarga untuk mendukung perawatan, serta diskusi dengan dokter.
Selamat Hari Bipolar Sedunia 2022
(suc/up)











































