Geger Varian XE Corona Paling Menular di Dunia, Ini Alasan Tak Perlu Panik

Geger Varian XE Corona Paling Menular di Dunia, Ini Alasan Tak Perlu Panik

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 06 Apr 2022 10:00 WIB
Geger Varian XE Corona Paling Menular di Dunia, Ini Alasan Tak Perlu Panik
Paparan Satgas COVID-19 perihal varian XE, rekombinan varian Omicron BA.1 dan BA.2. Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7
Jakarta -

Satgas COVID-19 angkat bicara soal geger temuan varian Corona baru, yakni varian XE. Varian ini merupakan rekombinan varian Omicron sebelumnya yakni BA.1 dan BA.2. Mengingat, subvarian Omicron BA.2 'Omicron siluman' diyakini menular dengan amat cepat, bahkan mengalahkan kecepatan Omicron BA.1.

Ditegaskan, rekombinan virus bukanlah hal baru dan sudah banyak terjadi, termasuk pada virus selain COVID-19. Walhasil, masyarakat diimbau untuk tidak takut berlebihan menghadapi kabar temuan varian XE di sejumlah negara.

"Berdasarkan data awal didapati bahwa kemampuan penularan Omicron XE sekitar 10 persen lebih tinggi dari Omicron BA.2. Namun, WHO menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait temuan awal ini," beber juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/4/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejauh ini menurut Kementerian Kesehatan varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia. Untuk itu pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan," imbuhnya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut kondisi COVID-19 di Indonesia kini jauh membaik. Akan tetapi, pihaknya tetap waspada lantaran lonjakan kasus COVID-19 selalu terjadi imbas penyebaran varian Corona baru.

ADVERTISEMENT

Namun dalam kesempatan tersebut, Menkes hanya menyorot penyebaran subvarian Omicron BA.2, tanpa menyinggung varian XE yang kini mulai terdeteksi di sejumlah negara.

"Pemerintah tetap berhati-hati karena pemerintah menyadari bahwa lonjakan kasus yang tinggi selalu terjadi dengan adanya varian baru. Sehingga kami selalu memonitor varian baru yang ada," ujar Menkes dalam konferensi pers Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, Senin (4/4)

"Pemerintah menyadari bahwa kenaikan kasus yang ada di Eropa dan China itu disebabkan oleh varian baru bernama Omicron BA.2. Varian ini sudah masuk di Indonesia dan menjadi varian dominan di Indonesia," pungkasnya.




(vyp/kna)

Berita Terkait