Logika Medis di Balik Fenomena 'Mistis' Gelas di Perut Pria Jember

Seorang pria asal Jember, Nurlasiadi (35), baru-baru ini bikin heboh gegara temuan gelas beling dalam perutnya. Menepis dugaan dirinya memasukkan sendiri gelas tersebut lewat dubur, Nurlasiadi menganggap kejadian yang menimpanya adalah imbas santet.

"Enggak lah, buat apa saya melakukannya (memasukkan gelas lewat anus). Kan jelas-jelas sakit," kata Nurlasiadi kepada detikJatim saat ditemui di rumahnya di Desa Sidomulyo, Semboro, Kabupaten Jember, Kamis (7/4/2022).

"Saya tidak tahu kok bisa (gelas) ada di dalam," imbuhnya.

Nurlasiadi mengaku, awalnya ia merasa sakit setiap bergerak. Selain itu, ia juga kesulitan buang air besar (BAB). Walhasil, feses yang keluar hanya sedikit. Nurlasiadi pun terus-menerus merasa sakit di bagian perutnya.

Lama kelamaan, rasa sakit membuatnya tak bisa bergerak sama sekali. Nurlasiadi hanya bisa berbaring di kasur, bahkan tak kuat untuk berjalan ke kamar mandi sehingga harus memakai popok.

"Nggak bisa bangun. Jadinya pakai popok gitu," beber Nurlasiadi.

Apa kata ilmu kedokteran?

Muncul dugaan, gelas tersebut bisa menyangkut di perut Nurlasiadi lantaran dimasukkan lewat anus. Hanya saja, menurut keterangan rumah sakit, Nurlasiadi tak kunjung mengakui dugaan tersebut. Nurlasiadi kemudian menjalani operasi di anus untuk mengangkat gelas tersebut.

Dihubungi secara terpisah, spesialis penyakit dalam, dr Aru Ariadno, Sp.PD KGEH, dari RS Brawijaya Depok, juga menyinggung kemungkinan gelas tersebut dimasukkan melalui anus oleh pasien dan bukan insiden mistis.

"Bisa saja gelasnya dimasukkan lewat anus," ucapnya saat dihubungi oleh detikcom, Kamis (7/4).

"Semua selalu bisa dijelaskan secara ilmiah," lanjutnya.

Menurutnya, kemungkinan gelas tersebut terjepit di anus sehingga sulit untuk dikeluarkan dan harus dikeluarkan dengan tindakan operasi.

"Karena terjepit. Setelah masuk maka bagian bawah anus menjepit. Mungkin sudah sering dilakukan tapi nggak apa-apa. Tapi ada saat kemudian terjepit lalu seperti ini," pungkas dr Aru.

Terakhir dr Aru menjelaskan, jika pasien tidak ditangani segera, bisa timbul sejumlah penyakit seperti infeksi, ruptur (robek usus), nyeri, infeksi, hingga risiko kematian lantaran tak bisa mengeluarkan tinja.