Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, akan memasukkan vaksin human papillomavirus (HPV) menjadi salah satu vaksin wajib mulai tahun ini. Menkes juga memastikan bahwa vaksin HPV akan gratis karena sudah masuk ke dalam program pemerintah, setidaknya bagi kelompok usia tertentu yakni kelas 5-6 SD.
Langkah ini diambil karena Kementerian Kesehatan RI mencatat banyak wanita Indonesia yang meninggal karena kanker serviks dan kanker payudara.
Intan (30), seorang perempuan asal Surakarta, menceritakan pengalamannya membayar jutaan rupiah untuk mendapatkan vaksin ini. Awalnya, ia ditawari oleh temannya yang kerja di klinik untuk melakukan vaksin HPV.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Intan tidak ingat persis jenis vaksin apa yang ia gunakan karena memang sudah lumayan lama sejak ia vaksin. Namun ia menjelaskan bahwa ia harus mengeluarkan biaya sebesar 3,5 juta rupiah untuk vaksin HPV secara lengkap yakni 3 kali suntik.
"Dulu tuh [sekitar tahun 2017] masih heboh tentang almarhumah Jupe [Julia Perez] meninggal gara-gara ini. Terus aku pikir, iya, lah, nggak apa-apa keluar duit 3,5 juta kan buat kesehatan sendiri," ceritanya saat dihubungi oleh detikcom, Kamis (21/4/2022).
Sebelum mendapatkan vaksin HPV, Intan menjelaskan bahwa ia harus melakukan prosedur pap smear (screening kanker serviks) di lab dan ia mengeluarkan biaya tambahan sekitar 200 ribu rupiah.
"Jadi, syarat vaksin HPV itu harus bener-bener bersih dari penyakit kelamin. Jadi, kalau mau vaksin ini wajib pap smear. Nah, kan kalau di cek lab ada virus atau bakteri berbahaya bisa diobati sejak dini," lanjutnya.
Selain Intan, Prima (49), seorang ibu asal Jakarta, juga pernah vaksin HPV di kisaran waktu yang sama dengan Intan, yaitu tahun 2017. Ia juga ingin vaksin HPV setelah mendengarkan bahwa vaksin tersebut dapat mencegah kanker serviks.
Berbeda dengan Intan, Prima mendapatkan sebuah keuntungan dalam masalah biaya karena telah ditanggung oleh kantornya.
"Karena pentingnya vaksin ini, manajemen di kantor pun memutuskan seluruh biayanya dapat kami klaim menggunakan jatah biaya rawat jalan," beber Prima.
Sama halnya dengan Intan, Prima juga harus melakukan prosedur pap smear sebelum vaksin karena ia sudah menikah.
"Memastikan dari hasil tes pap smear bahwa tidak ada pertumbuhan sel abnormal di organ leher rahim," jelasnya.
Vaksin HPV sangatlah membantu para wanita Indonesia dalam mencegah terjadinya kanker serviks. Setelah melihat beberapa cerita di atas, apakah detikers juga pernah mengalami hal yang sama? Yuk, tuliskan pengalamanmu vaksin HPV di kolom komentar!











































