Sebuah video viral dinarasikan sebagai pasien remaja yang bisa berjalan lagi usai mendapat Vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto. Peneliti Vaksin Nusantara hingga keluarga angkat bicara.
Remaja dalam video tersebut, belakangan diketahui bernama Vanessa. Menurut pengakuan keluarga, dr Terawan menyebut Vanessa mengidap autiomun. Ia dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena DBD (Demam Berdarah Dengue) dan inflamasi pasca COVID-19, dengan kondisi sanga lemah sehingga harus memakai kursi roda.
Vanessa masuk RSPAD pada 1 April 2022 setelah sebelumnya menjalani perawatan di RS lain hingga 28 Maret. Sehari setelah menerima vaksin Nusantara di RSPAD, remaja putri berusia 13 tahun tersebut sudah bisa berjalan lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia keluar dari RS tidak dapat pengobatan apa-apa langsung suntik vaksin Nusantara. Saya percaya itu karena vaksin Nusantara," tutur Dar Edi Yoga, paman Vanessa, kepada detikcom Minggu (1/5/2022).
Dihubungi terpisah, peneliti utama Vaksin Nusantara Letkol Johnny menyebut pasien sudah tidak mengonsumsi obat-obatan selama 2 pekan sebelum mendapat vaksin Nusantara. Karenanya, ia meyakini ada dugaan kuat bahwa kesembuhannya berhubungan dengan vaksin Nusantara.
"Langkah selanjutnya dari temuan ini, bisa saja kami melakukan penelitian dengan jumlah pasien yang lebih banyak. Sesuai dengan Permenkes tentang Sel Punca dan Sel, nantinya penelitian dilakukan berbasis pelayanan dengan meminta rekomendasi dari Komite Sel Punca," kata Johnny.
Kepala RSPAD Letjen Albertus Budi Sulistya menyebut kasus ini tengah ditangani oleh tim. Secara khusus, pihaknya juga akan menyusun laporan.
"RSPAD menugaskan Kepala Instalasi Cell Cure Kol Ckm dr Roedi Jatmiko, Sp A, Kol Ckm dr Yeni Purnama, Sp A (K), M.A.R.S, MH dan Tim Cell Cure Center untuk membuat CASE REPORT," jelas Budi.
NEXT: dugaan efek plasebo.
Dugaan efek plasebo
Kasus pasien 'bisa jalan lagi' usai mendapat Vaksin Nusantara mendapat sorotan sejumlah pakar. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengingatkan bahwa secara umum vaksin tidak ditujukan untuk penyembuhan.
"Logika vaksin sebenarnya bukan untuk menyembuhkan, vaksin diberikan untuk memberi daya lindung seseorang terhadap virus," tulis Prof Zubairi dalam cuitannya di Twitter, dikutip atas izin yang bersangkutan.
"Klaim satu atau dua pasien tidak bisa jadi dasar persetujuan BPOM, FDA, EMA atau NHS untuk dijadikan pengobatan. Tetap harus melalui uji klinik 1, 2, dan 3 yang kemudian dinyatakan efektif dan aman pada skala besar," lanjutnya.
Pendapat senada juga disampaikan oleh mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih. Menurutnya, kasus tersebut masih perlu dianalisis lebih lanjut sebelum disimpulkan terkait Vaksin Nusantara.
"Untuk menghindari efek plasebo, apalagi kalau kebetulannya cuma sekali, sembuhnya cuma sekali atau lima kali, itu nggak bisa kemudian diambil ditarik kesimpulan, bahwa (vaksin) itu bisa menyembuhkan," kata Daeng, dikutip dari CNNIndonesia, Minggu (1/5).
Simak Video "Video: Eks Menkes Terawan Muncul Lagi di Pemerintahan, Kini Jadi Penasihat Prabowo "
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































