Hipertensi adalah kondisi umum saat tekanan darah terhadap dinding arteri cukup tinggi dan bisa menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya penyakit jantung. Hipertensi ini ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah di arteri.
Dikutip dari Mayo Clinic, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius, termasuk serangan jantung dan stroke. Meski gejalanya sering tidak terlihat, hipertensi masih bisa dideteksi dan dikontrol dengan baik.
Penyebab Hipertensi
Ada dua jenis hipertensi yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Berikut penjelasannya:
Hipertensi Primer (esensial)
Bagi kebanyakan orang dewasa, tidak ada penyebab hipertensi yang bisa diidentifikasi. Jenis tekanan darah tinggi yang disebut sebagai hipertensi primer ini cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
Hipertensi Sekunder
Pada beberapa orang, kondisi hipertensi bisa terjadi karena ada kondisi yang mendasarinya. Jenis tekanan darah tinggi ini disebut sebagai hipertensi sekunder, yang cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dari hipertensi primer.
Adapun beberapa penyebab hipertensi sekunder, seperti:
- Sleep apnea obstruktif
- Penyakit ginjal
- Tumor kelenjar adrenal
- Masalah tiroid
- Cacat tertentu yang dimiliki sejak lahir (bawaan) di pembuluh darah
- Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, pereda nyeri yang dijual bebas, dan beberapa obat resep
- Obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin
Faktor Risiko Hipertensi
Selain penyebab, ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu hipertensi, yakni:
Usia
Risiko tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Sampai usia 64 tahun, tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada pria. Sementara pada wanita, lebih mungkin terjadi saat berusia di atas 65 tahun.
Riwayat Keluarga
Hipertensi juga cenderung diturunkan dalam keluarga.
Obesitas
Seseorang berisiko mengalami hipertensi jika memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Jika tubuh semakin berat, semakin banyak juga darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh.
Saat jumlah aliran darah melalui pembuluh darah meningkat, itu juga akan meningkatkan tekanan pada dinding arteri.
Kurang Aktif
Orang yang kurang aktif secara fisik cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi. Semakin tinggi detak jantung, maka semakin keras jantung harus bekerja dengan setiap kontraksi dan arteri.
Merokok
Kebiasaan merokok bisa meningkatkan tekanan darah dan merusak lapisan dinding arteri. Hal ini dapat menyebabkan arteri menyempit dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Terlalu Banyak Mengkonsumsi Garam
Terlalu banyak mengkonsumsi garam (natrium) dalam makanan bisa menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah.
Terlalu Sedikit Mengkonsumsi Potasium
Potasium dapat membantu menyeimbangkan jumlah natrium dalam sel tubuh. Keseimbangan potasium sangat penting untuk kesehatan jantung.
Jika kadar potasium tidak tercukupi, kadar natrium bisa menumpuk di dalam darah.
Stres
Tingkat stres yang tinggi bisa memicu hipertensi. Kebiasaan yang berhubungan dengan stres seperti makan terlalu banyak, merokok, atau minum alkohol bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah lebih lanjut.
Kondisi Kesehatan Tertentu
Kondisi kesehatan yang kronis juga bisa meningkatkan risiko hipertensi, termasuk penyakit ginjal, diabetes, dan sleep apnea. Terkadang, kehamilan juga bisa berkontribusi meningkatkan kemungkinan hipertensi.
Gejala Hipertensi
Kebanyakan orang dengan hipertensi tidak memiliki tanda atau gejala tertentu, bahkan jika tekanan darah sudah sangat tinggi. Namun ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan, seperti:
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Mimisan
Meski begitu, gejala hipertensi ini tidak spesifik dan biasanya tidak terjadi sampai tekanan darah tinggi mencapai bisa membahayakan diri.
Pengobatan Hipertensi
Hipertensi bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Namun, pada beberapa penderita mungkin harus disertai dengan obat-obatan.
Perubahan gaya hidup yang bisa menurunkan risiko hipertensi, yaitu:
- Mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur
- Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per harinya
- Memperbanyak aktivitas fisik dan olahraga
- Menurunkan berat badan
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol
- Mengurangi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, hingga cola
- Melakukan terapi relaksasi untuk mengelola stres, seperti yoga atau meditasi.
Adapun beberapa obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk penderita hipertensi. Namun, hal ini perlu dikonsultasikan oleh dokter untuk mendapat dosis atau takaran yang sesuai.
Simak Video "Indra Bekti Punya Riwayat Hipertensi Setahun Terakhir"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)