Kabar Baik yang Dibooster AstraZeneca, Ini Studi Terbaru dari Inggris!

Kabar Baik yang Dibooster AstraZeneca, Ini Studi Terbaru dari Inggris!

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 12 Mei 2022 15:00 WIB
Kabar Baik yang Dibooster AstraZeneca, Ini Studi Terbaru dari Inggris!
Kabar baik bagi yang divaksin booster AstraZeneca. (Foto: Getty Images/Sirachai Arunrugstichai)
Jakarta -

Kabar baik bagi penerima vaksin COVID-19 AstraZeneca, pemberian booster atau dosis ketiga dengan jenis ini terbukti menekan risiko gejala COVID-19 hingga kemungkinan dirawat inap.

Dikutip dari Business Standard, penelitian di Inggris menunjukkan dosis ketiga vaksin COVID-19 AstraZeneca menawarkan perlindungan yang sama efektifnya dengan vaksin Pfizer.

Studi peer review yang diposting di medRxiv 1 Mei lalu, menganalisis efektivitas booster AstraZeneca (ChAdOx1-S) COVID-19, dan membandingkannya dengan perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin booster Pfizer (BNT162b2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris, London, memperkirakan efektivitas vaksin dengan menganalisis data semua orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang divaksinasi dengan jenis AstraZeneca atau vaksin booster Pfizer.

Sebanyak 43.171 individu menerima dosis booster AstraZeneca, sementara 13.038.908 individu menerima dosis booster Pfizer.

ADVERTISEMENT

Hasil yang terlihat satu minggu setelah menerima booster AstraZeneca, efektivitas vaksin terhadap infeksi bergejala adalah 61,2 persen di antara individu berusia 40 hingga 64 tahun. Sementara di penerima booster Pfizer efektivitasnya berada di 58,2 persen untuk kelompok usia yang sama.

Namun, 15 minggu setelah menerima booster, efektivitas vaksin berkurang menjadi 37,2 persen untuk booster AstraZeneca dan 30,6 persen untuk booster Pfizer. Meski begitu, para peneliti meyakini efektivitas tersebut masih cukup kuat melawan infeksi COVID-19 termasuk Omicron.

"Perlindungan terhadap penyakit simtomatik pada mereka yang berusia 65 tahun dan lebih tua mencapai 66,1 persen dan 68,5 persen di antara mereka yang menerima vaksin penguat ChAdOx1-S dan BNT162b2, masing-masing," para penulis penelitian mencatat.

"Perlindungan berkurang menjadi 44,5 persen dan 54,1 persen setelah 5-9 minggu," kata mereka.




(naf/up)

Berita Terkait