Menteri Kesehatan memastikan Indonesia tengah memasuki fase transisi dari pandemi menuju endemi COVID-19. Hal ini didasari sejumlah pertimbangan, salah satunya imunitas warga diyakini sudah kuat terhadap varian baru Corona, misalnya Omicron BA.2.
Menurutnya, peningkatan kasus bukan disebabkan agenda besar yang melibatkan banyak pertemuan, melainkan munculnya varian baru. Maka dari itu, Menkes optimistis tren COVID-19 tetap rendah pasca libur Lebaran.
Kenaikan kasus bisa saja terjadi akibat mobilitas yang kembali tinggi di tengah relaksasi, tetapi selama angka positivity dan reproduction rate di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Menkes menilai wabah aman terkendali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak seperti banyak negara lain, India dan Indonesia mencatat tren harian COVID-19 lebih rendah saat dihadang varian Omicron BA.2.
"Nah yang menarik dari beberapa negara seperti Indonesia dan India ternyata BA.2 itu sudah dominan juga di Indonesia, juga di India, tetapi berbeda dengan negara lain seperti China dan Amerika, kita tidak mengamati adanya kenaikan kasus yang tinggi dengan adanya varian baru, jadi relatif Indonesia dan India, imunitas dari masyarakat terhadap varian baru relatif cukup baik," terang Menkes dalam konferensi pers Selasa (17/5/2022).
Data Sero Survei UI
Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan sero survei antibodi COVID-19 warga, khususnya populasi di Jawa Bali. Hasil sero survei yang dilakukan Desember 2021 lalu menunjukkan 93 persen warga memiliki imunitas baik dari vaksinasi maupun infeksi alamiah COVID-19.
Angkanya bahkan meningkat per Maret 2022, 99,2 persen warga Jawa Bali dilaporkan 'kebal' COVID-19.
"Bukan hanya jumlah populasi masyarakat yang memiliki antibodi lebih banyak, tapi juga kadar antibodinya jauh lebih tinggi. Desember orde ratusan kadar antibodinya, tapi begitu di bulan Maret kita ukur di grup yang sama, kadar antibodinya naik ke ribuan mungkin 7 ribu 8 ribu. Ini membuktikan masyarakat kita selain antibodinya tumbuh lebih banyak, kadarnya juga naik tinggi," sambung Menkes.
Warga RI Punya Super Immunity
Mengutip hasil riset dunia, Menkes menekankan banyak warga Indonesia memiliki super immunity. Hal ini dikarenakan tidak hanya percepatan vaksinasi yang berpengaruh pada imunitas, banyaknya warga yang terpapar juga menyumbang imunitas COVID-19 lebih tahan lama.
"Berdasarkan hal-hal ini kita melihat bahwa masyarakat Indonesia sudah memiliki daya tahan terhadap varian baru yang sekarang lagi beredar di seluruh dunia dengan cukup baik, secara ilmiah dibuktikan melalui sero survei, dan praktisnya dibuktikan dengan kasus menurun pada kasus varian yang sama dibandingkan china dan kawan kawan," tandas Menkes.
"Kita melihat secara bertahap kita mulai melakukan langkah-langkah transisi awal dari pandemi menjadi endemi," pungkas dia.
Masyarakat Punya Peran Besar
Menkes berpesan, dalam transisi menuju endemi COVID-19 masyarakat memiliki peran besar terkait kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Ia menilai warga sudah cukup bijak melakukan protokol kesehatan kapan harus memakai masker dan mencegah risiko penularan virus.
Ia juga mengingatkan pemakaian masker masih wajib dilakukan di ruang tertutup, transportasi publik, populasi rentan, lansia, penyakt komorbid, ibu hamil belum divaksin, dan mereka yang bergejala.











































