Temuan terbaru tentang varian virus Hendra yang menular ke kuda dan manusia rupanya bikin penasaran banyak orang. Tidak sedikit yang mengira nama virus ini diambil dari nama orang.
"Saya sangat kecewa dengan nama saya sendiri, bisa-bisa jadi nama virus," tulis seorang netizen dengan akun Facebook Hendra Wiranata, mengomentari unggahan terkait virus Hendra.
Komentar senada juga terlontar dari akun-akun lain yang juga memiliki kemiripan nama. Sebagian mengaku khawatir jika ke depan bakal muncul virus dengan nama-nama populer seperti Hendri dan Herman.
Tenang, virus Hendra bisa dipastikan bukan diambil dari nama orang kok. Dikutip dari laman resmi Center of Disease Control and Prevention (CDC), virus Hendra atau HeV merupakan keluarga virus Paramyxoviridae dari genus Henipavirus dan masih berkerabat dengan virus Nipah.
Virus Hendra pertama kali diisolasi pada 1994 dari spesimen yang diambil saat terjadi outbreak atau wabah penyakit pernapasan dan saraf pada kuda dan manusia. Wabah tersebut terjadi di Hendra, sebuah wilayah di Brisbane, Australia.
Nah, dari nama wilayah terjadinya wabah itulah nama virus Hendra diambil.
Sejak saat itu, flying fox atau kelelawar dari genus Pteropus diidentifikasi sebagai inang alami virus Hendra. Hingga 2013, infeksi virus Hendra pada manusia dikategorikan langka, hanya 7 kasus yang dilaporkan.
Bicara tentang fatality rate, epidemiolog dari Griffith University Australia menyebut angka 80 persen dari total kasus. Sedangkan pada manusia, risiko kematiannya diperkirakan sekitar 70 persen.
"Pada manusia pun 70 persen kalau terpapar ya mematikan, 7 dari 10 orang manusia yang terkena virus Hendra ini meninggal," beber Dicky dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Selasa (17/5/2022).
Simak Video "Rekomendasi Baru WHO soal Vaksin Booster: Tak Wajib Bagi Orang Sehat"
[Gambas:Video 20detik]
(up/naf)