Mi instan menjadi salah satu makanan yang kerap dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Rasanya yang gurih dan nikmat membuat banyak orang nagih untuk terus mengkonsumsinya. Namun, konsumsi mi yang terlalu banyak justru berpotensi memicu sejumlah masalah kesehatan, seperti hipertensi. Apa alasannya?
dr Badai Bhatara Tiksnadi, MM, SpJP(K), Ketua POKJA Hipertensi PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), menyebut asupan natrium sangat berhubungan dengan tekanan darah tinggi atau disebut hipertensi. Di dalam mi instan tercatat sekitar 1.400 ml gram natrium, sedangkan natrium yang disarankan atau bisa dikonsumsi oleh tubuh sekitar 2.000 ml gram.
Baca juga: Mengulik Mitos dan Fakta Seputar Mie Instan |
"Jawabannya berpotensi (memicu hipertensi). Karena hubungan antara asupan natrium dengan darah tekanan darah tinggi itu cukup jelas. Sehingga natrium yang disarankan adalah maksimal 2.000 ml gram dalam satu hari. Apabila kita berkaca pada data itu, kita lihat saja data natrium di mi instan," tuturnya dalam webinar virtual, Jumat (20/5/2022).
"Itu bisa dalam satu bungkus (mi) saja 1.400 ml gram natriumnya. Ya, maka pakai logika saja kebetulan satu hari 2.300, dalam satu hari 1.400," lanjutnya.
Daripada mi instan, dr Badai menyarankan lebih baik mengkonsumsi nasi, kentang, dan singkong sebagai sumber karbohidrat. Pasalnya, selain mengandung natrium yang cukup tinggi, mi juga merupakan produk olahan yang berpotensi memicu hipertensi.
"Di dalam mi instan sendiri, selain natrium juga dia adalah mi. Makanan olahan harus dihindari, termasuk mi. Jadi, sebenarnya lebih baik nasi, kentang, dan singkong sebagai sumber karbohidrat," pungkas dr Badai.
"Jadi ada dua reason terutama, dari segi konteks olahannya dan yang kedua dari segi konteks natriumnya," lanjutnya.
Simak Video "Indra Bekti Punya Riwayat Hipertensi Setahun Terakhir"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)