Seorang dokter hewan bernama Kurt Zaeske mengaku sempat terinfeksi virus cacar monyet selama wabah di Amerika Serikat pada tahun 2003.
Pria yang kini tinggal di Wisconsin tersebut menceritakan bahwa ia sempat mengalami demam, pusing, mual, hingga kelelahan sepanjang waktu. Namun dalam beberapa hari, muncul luka kecil di sekujur tubuhnya dan lepuh yang sangat menyakitkan di ibu jarinya.
"Ketakutan saya adalah, 'Ya ampun, apakah ini penyakit eksotis? Saya harus mencari tahu apa itu," ucapnya dikutip dari Daily Star, Minggu (29/5/2022).
Sebelumnya, Zaeske sempat melakukan kontak erat dengan beberapa anjing padang rumput yang sakit dan mati. Klien Zaeske alias si peternak menyampaikan bahwa dirinya menerima kiriman anjing padang rumput yang pernah kontak dengan hewan pengerat yang terinfeksi virus.
Alhasil, pria berprofesi dokter hewan tersebut meresepkan obat antibiotik buat para anjing yang sedang sakit. Namun tak berselang lama, si peternak memberitahunya bahwa dia dan saudara perempuannya sakit. Begitu juga dengan Zaeske yang mendadak merasa tidak enak badan usai menangani satu anjing yang sakit.
"Tiba-tiba, saya mulai tidak enak badan. Dan kemudian, tentu saja, saya sangat khawatir karena saat itu, kami tidak tahu apa itu," katanya.
"Ketakutan terbesar saya adalah saya akan kehilangan ibu jari dan tidak bisa berolahraga lagi," imbuhnya.
Hingga kini sudah ada lebih 200 kasus cacar monyet yang dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 20 negara di berbagai dunia.
(suc/kna)