Makan Daging Kambing Berlebih Bikin Darah Tinggi, Mitos atau Fakta?

ADVERTISEMENT

Makan Daging Kambing Berlebih Bikin Darah Tinggi, Mitos atau Fakta?

Inkana Putri - detikHealth
Selasa, 31 Mei 2022 15:25 WIB
Olahan Daging Kambing Resep
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pencinta menu gulai kambing atau sate kambing mungkin sering diberi nasehat untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Sebab, daging kambing kerap disebut bisa menyebabkan darah tinggi atau hipertensi. Namun, benarkah makan daging kambing bisa bikin darah tinggi?

Mengenai hal ini, hingga saat ini belum ada penelitian resmi mengenai konsumsi daging pada manusia. Namun, sebuah penelitian pada tikus menunjukkan konsumsi daging kambing ternyata tidak berkaitan dengan peningkatan tekanan darah.

Hasil penelitian Asian-Australasian Journal of Animal Sciences juga menunjukkan tidak ada perbedaan kondisi tekanan darah pada kelompok tikus yang diberikan pakan yang mengandung daging kambing dan kelompok tikus yang diberikan pakan mengandung daging ayam. Namun, dalam percobaan ini, pakan yang diberikan pada kedua kelompok tikus percobaan mengandung garam yang sama.

Munculnya persepsi daging kambing dapat menyebabkan darah tinggi sebenarnya berkaitan dengan jumlah garam saat memasak daging kambing, termasuk dari saus dan kecap. Hal ini dibuktikan oleh penelitian pada tikus percobaan dengan penambahan garam pada pakan, yang ternyata berdampak pada peningkatan tekanan darah.

Meskipun penelitian dilakukan pada tikus percobaan, pengaruh konsumsi garam terhadap tekanan darah juga telah teramati pada manusia. Bahkan, mengonsumsi makanan tinggi garam disebut sebagai salah satu faktor risiko penyakit hipertensi. Data juga menunjukkan asupan garam berlebih berkaitan dengan peningkatan tekanan darah dan risiko terkena hipertensi.

Sebaliknya, membatasi asupan garam dapat bermanfaat dalam menjaga tekanan darah dan menurunkan risiko hipertensi. Adapun batas asupan garam harian adalah maksimal 5 gram/hari atau setara dengan 1 sendok teh garam.

Meski telah ada batasannya, sayangnya masih banyak orang yang mengonsumsi garam berlebih. Di Indonesia, Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 menunjukkan hampir 30% orang mengonsumsi makanan asin setidaknya 1 kali per hari.

Guna menghindari risiko hipertensi, penting bagi Anda untuk mengubah pola makan dengan membatasi asupan garam harian. Selain itu, pastikan untuk memperhatikan penambahan garam saat masak dan makan. Apalagi, terdapat data yang menunjukkan asupan garam orang Asia terutama berasal dari penambahan garam saat masak dan makan, termasuk dari kecap dan saos.

Namun jika tak ingin mengubah rasa makanan, Anda bisa memilih alternatif produk kecap yang rendah garam seperti Tropicana Slim Kecap Asin dan Tropicana Slim Kecap Manis. Tropicana Slim Kecap Asin memberikan cita rasa gurih dan nikmat, namun memiliki kandungan garam (natrium) yang lebih rendah sehingga cocok dikonsumsi seluruh keluarga.

Anda juga bisa mengombinasikan dengan Tropicana Slim Kecap Manis yang kandungan garamnya lebih rendah, dan diproses tanpa penambahan gula pasir. Dengan demikian, makanan dapat tetap disantap dengan nikmat dan sehat.

(akd/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT