Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan, Amerika Serikat telah mengidentifikasi 20 kasus cacar monyet. Meski risiko dari penyakit ini diyakini rendah, CDC meyakini adanya penularan di komunitas sehingga pengawasan terhadap penyebaran cacar monyet wajib terus ditingkatkan.
"Mungkin ada penularan di tingkat komunitas yang sedang terjadi, dan itulah mengapa kami ingin benar-benar meningkatkan upaya pengawasan kami," tegas pejabat CDC Dr Jennifer McQuiston, dikutip dari CNBC, Sabtu (4/6/2022).
"Kami ingin benar-benar mendorong para dokter bahwa jika mereka melihat ruam dan mereka curiga penyakit itu mungkin cacar monyet, untuk segera melanjutkan dan mengujinya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
McQuiston memaparkan, hingga kini, pria gay dan biseksual diyakini memiliki risiko lebih tinggi terhadap paparan cacar monyet. Dari 17 pasien yang sudah memberikan informasi demografis terperinci kepada CDC, 16 di antaranya mengidentifikasi diri sebagai pria yang berhubungan seks dengan pria.
Meski otoritas kesehatan masyarakat berupaya meningkatkan pengawasan di komunitas LGBTQ, CDC menegaskan risiko penularan cacar monyet terlepas dari orientasi seksual. Artinya, siapa pun dapat tertular cacar monyet melalui kontak fisik yang dekat.
"Prioritas kami adalah membantu setiap orang membuat keputusan yang tepat untuk melindungi kesehatan mereka, serta kesehatan komunitas yang mengacu pada sains," beber McQuiston.
Di samping itu, McQuiston menambahkan semua pasien cacar monyet kini dalam pemulihan atau sudah pulih.
Lantas, gejala apa yang paling banyak ditemukan pada pasien cacar monyet menurut CDC? Salah satunya tak lain ruam di sekitar alat kelamin dan anus, simak lebih lengkap di halaman selanjutnya.
CDC juga melaporkan, 14 dari 17 pasien diketahui memiliki riwayat perjalanan internasional ke 11 negara berbeda selama 21 hari sebelum timbul gejala. Tiga pasien lainnya diduga sempat melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
Gejala cacar monyet umumnya diawali dengan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Selanjutnya, muncul lesi di tubuh. Pada delapan kasus di AS, ruam pertama kali muncul pada alat kelamin atau area sekitar anus.
"Ruam yang disebabkan oleh virus monkeypox dapat menyebar luas ke seluruh tubuh atau muncul di area sensitif seperti alat kelamin. Ini bisa sangat menyakitkan dan beberapa pasien membutuhkan obat pereda nyeri resep untuk mengatasi rasa sakit itu," pungkas McQuiston.
Simak Video "Video: WHO Cabut Status Darurat Cacar Monyet"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/fds)











































