Satgas COVID-19 mengungkap tren kasus harian Corona kembali naik di lima provinsi yakni Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Jawa Timur, DKI Jakarta, hingga Jawa Barat. Kenaikan tertinggi dilaporkan di DI Yogyakarta yakni 45 persen.
"Kelima provinsi berasal dari Pulau Jawa, hal ini sejalan dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa. Aktivitas masyarakat yang saat ini sudah kembali normal, bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kenaikan kasus aktif," beber dia dalam konferensi pers Rabu (8/6/2022).
Hal ini memicu kekhawatiran gelombang COVID-19 baru, di tengah relaksasi protokol kesehatan seperti bolehnya mencopot masker di luar ruangan. Terlebih Singapura baru-baru ini juga mewaspadai gelombang Omicron baru akibat munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
RI Hadapi Ancaman Serupa?
Seperti Singapura, pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menilai risiko lonjakan kasus COVID-19 sulit dihindari jika tidak ada 'modal kuat'. Modal yang dimaksud yakni vaksinasi booster yang disebutnya harus menjadi kriteria vaksin lengkap di tengah era Omicron.
"Kemungkinan gelombang khusus BA.4 BA.5 ini karena kita haru melihat landscape imunitas kita yg terbangun, dan ini tidak bisa hanya melihat dari (imunitas) yang sudah pernah terinfeksi, ini harus melihat pada status berapa orang yang sudah dibooster, dosis ketiga pesan pentingnya," tegas dia.
Kelompok rawan lansia hingga komorbid disebut Dicky perlu mendapat prioritas vaksinasi dosis booster. Perhitungannya, perlu 70 persen dari populasi rawan di Indonesia sudah divaksinasi booster. Sementara untuk populasi umum setidaknya cakupan mencapai 50 persen.
"Jika itu terpenuhi, kondisi relatif aman, artinya potensi kematian, potensi orang masuk RS karena bergejala parah dan masuk ICU itu menjadi lebih kecil," sambungnya.
Simak Video "99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin"
[Gambas:Video 20detik]