Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah masuk Indonesia. Diketahui, kedua subvarian Omicron ini menjadi pemicu kekhawatiran ledakan kasus COVID-19 di Singapura. Menkes menyebut, sudah terdapat empat kasus di RI yang teridentifikasi di Bali sejak Kamis malam (9/6/2022).
Diduga, kedua subvarian Omicron ini memicu kembali meningkatnya kasus COVID-19 di RI sepekan terakhir. Terlebih mengingat, BA.4 dan BA.5 disebut bisa 'lolos' dari imunitas oleh vaksin COVID-19.
"Kenaikan sesudah hari raya itu antara 27 hari sampai 35 hari, sejak hari raya besar Natal ataupun Lebaran, ini Lebaran kita kan kemarin 2 Mei, kok nggak naik, ya belum naik, karena kan biasanya kejadiannya 27 sampai 35 hari jadi kenaikan itu pertama normal setiap hari raya besar pasti ada kenaikan," ujar Menkes saat ditemui di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jumat (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian yang kedua, kita juga ada varian baru, varian baru juga sudah kita identifikasi tadi malam, tapi itu sebenarnya kejadiannya di akhir bulan Mei. Nah dari dua fakta itu memang pasti akan ada kenaikan," imbuhnya.
Kebut Vaksinasi COVID-19 Booster
Terkait kembali meningkatnya kasus COVID-19 RI, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menyorot subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang diketahui menyebar lebih cepat dibandingkan varian Delta. Untuk itu Dicky menegaskan, penting untuk menggencarkan vaksinasi COVID-19 booster atau dosis ketiga.
"Imunitas yang terbentuk dari tiga dosis ini tampaknya yang paling memadai saat ini untuk meredam Omicron dan subvariannya. Kecenderungannya, cakupan vaksinasi tiga dosis ini yang harus kita kejar," terang Dicky pada detikcom, Jumat (10/6/2022).
"Definisi 'full' dari vaksinasi ini untuk COVID-19, tampaknya mengarah ke tiga dosis itu. Masalahnya, berbahayanya adalah cakupan tiga dosis kita masih sangat rendah," sambungnya.
Lebih lanjut Dicky menjelaskan, peningkatan kasus COVID-19 juga tidak terlepas dari penurunan proteksi vaksin COVID-19 dalam empat bulan pasca disuntikkan. Terlebih, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diketahui menyebar jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.
"Kenapa tren meningkat? Sekali lagi, kita melihat bahwa dalam pandemi COVID-19 ini fenomena penurunan proteksi imunitas itu terjadi setelah empat bulan. Khususnya kalau bicara di dua dosis, meskipun termasuk dari yang terinfeksi. Kemudian adanya potensi reinfeksi juga terjadi termasuk adanya subvarian baru yang lebih efektif seperti BA.4 dan BA.5 atau BA.2.12.1 yang menyebar jauh lebih efektif, bahkan dibandingkan Delta," sambungnya.











































