Data per Minggu (12/6/2022), kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia bertambah menjadi delapan orang. Sebanyak dua pasien terinfeksi subvarian BA.4, sedangkan enam lainnya terkonfirmasi subvarian BA.5.
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan menjelaskan bahwa Omicron BA.4 dan BA.5 masa inkubasinya lebih singkat dibandingkan Omicron BA.2.
"Masa inkubasinya cepat 1 sampai 3 hari langsung bergejala, tapi nggak perlu khawatir karena recoverynya (penyembuhan) juga cepat. Para ahli sepakat bahwa laporan-laporan dari berbagai negara gejalanya hampir sama, dianggap lebih menular dari BA.2," kata dr Erlina dalam diskusi daring, Minggu (12/6/2022).
Sementara untuk gejala yang ditimbulkan tidak berbeda jauh dengan Omicron BA.2 seperti demam, flu atau batuk.
Lebih lanjut dr Erlina menjelaskan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mampu mengelabui sistem kekebalan tubuh atau imunitas, sehingga disebut lebih menular dibandingkan Omicron BA.2. Hal ini diketahui berdasarkan pemodelan struktural BA.4 dan BA.5 dengan BA.2.
Hasil pemodelan struktural menunjukkan kemungkinan ada perubahan antigenik terkait dengan L452R yang ditemukan di varian Delta dan gen F486V. Disebutkan bahwa kedua gen dapat memengaruhi peningkatan antibodi.
"Jadi mungkin kita lebih percaya bahwa BA.4 dan BA.5 ini mudah menular karena kemampuan menghindari sistem imun," ujarnya.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(any/kna)