Di media sosial ramai perbincangan mengenai konten di internet yang dinilai terlalu vulgar dengan alasan edukasi seks. Sebagai contoh belakangan viral video di Youtube yang membahas topik terkait friends with benefit (FWB) atau hubungan pertemanan dengan keintiman fisik tanpa komitmen.
Menanggapi hal tersebut, pakar seks dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS, mengaku prihatin. Menurutnya ini terjadi akibat sensor berlebihan terhadap edukasi seks yang sebenarnya, sementara rasa keingintahuan masyarakat tetap tinggi.
Hasilnya, karena tidak ada sumber yang jelas, maka orang-orang bisa membuat konten edukasi seks versi masing-masing. Internet menjadi tempat yang ideal karena pengawasan yang minim dari pihak berwenang.
"Menurut saya ini karena pemerintah juga. Saya sendiri tampil di televisi ngomong 'sperma' saja sudah kena tegur KPI, padahal itu sex education," kata pria yang akrab disapa dr Boyke ini pada detikcom, Senin (13/6/2022).
"Youtuber-youtuber itu bikin konten seperti itu kan karena masyarakat ingin tahu... Ada dokter yang ngomong sebagai sex educator dilarang-larang akhirnya semua bikin konten enggak jelas. Aku sedih sih," lanjutnya.
Pada akhirnya hal yang membedakan edukasi seks dengan sekedar konten vulgar adalah ilmu yang disampaikan. dr Boyke mengatakan edukasi seks harus bisa memberi informasi mengenai kesehatan organ reproduksi dengan istilah yang jelas.
"Kita sebut bahasa-bahasa latin, nggak bisa nyebut 'burung' itu udah jelas beda," jelas dr Boyke.
"Orang terdidik kan beda bahasnya," pungkasnya.
Simak Video "KuTips: Tips Pilih Konten Edukasi Seks di Internet Ala dr Boyke"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/up)