Penyakit cacar monyet tengah menjadi perhatian dunia karena kasusnya mendadak menyebar luas dari wilayah Afrika. Indonesia sendiri belum mengkonfirmasi adanya kasus cacar monyet, namun Dinas Kesehatan Singkawang, Kalimantan Barat, telah melaporkan satu kasus suspek atau diduga cacar monyet pada Jumat (17/6/2022).
Kepala Bidang P2 Kesehatan dan KB Singkawang Mursalin mengatakan pasien saat ini tengah menjalani perawatan di RSUD Yos Soedarso Pontianak. Pasien yang diketahui berjenis kelamin laki-laki tersebut awalnya datang ke Puskesmas Singkawang dan dinyatakan mengalami cacar air.
Namun, bintil-bintilan yang muncul kemudian dinilai lebih banyak dari cacar air biasanya. Sehingga akhirnya pasien dirujuk ke RSUD Yos Soedarso Pontianak untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dicurigai sebagai penyakit cacar monyet, sehingga pasien dirujuk dengan protap protokol kesehatan sampai ke RSUD Yos Soedarso. Dan sekarang sudah dirawat di ruang isolasi RSUD Yos Soedarso Pontianak," tutur Mursalin seperti dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (17/6/2022).
Mursalin mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan untuk memastikan apakah itu benar-benar kasus cacar monyet. Terlebih pasien tidak memiliki riwayat bepergian dan kontak fisik dekat dengan orang dari luar lingkungannya.
"Mudah-mudahan saja cacar yang dialami pasien merupakan cacar air biasa," pungkasnya.
NEXT: Tanggapan Kemenkes
Menanggapi temuan kasus suspek cacar monyet, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengaku masih belum mendapat laporan resmi. Pihaknya akan segera melakukan pengecekan ke dinas terkait.
"Belum ada laporan resmi ke kami. Kami segera cek ke dinkesnya ya," kata Maxi saat dikonfirmasi detikcom.
Hingga pekan lalu sudah ada lebih dari 1.000 kasus cacar monyet yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) oleh negara-negara non-endemik. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan risiko cacar monyet menjadi benar-benar berkembang di negara-negara non-endemik tetapi masih dapat dicegah.
Tedros menyayangkan respons dunia internasional yang baru 'bergerak' memperhatikan cacar monyet semenjak kasusnya muncul di negara-negara maju.
"Sangat disayangkan cerminan dunia tempat kita hidup saat ini yaitu masyarakat internasional baru memperhatikan cacar monyet karena telah muncul di negara-negara berpenghasilan tinggi," ujar Tedros beberapa waktu lalu.
Simak Video "Video: WHO Cabut Status Darurat Cacar Monyet"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/up)











































