Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 belakangan ini tengah disorot publik. Pasalnya, kedua subvarian Omicron tersebut diyakini lebih menular dibandingkan strain asli maupun varian lainnya. Bahkan hanya membutuhkan waktu 1 sampai 3 hari untuk memicu gejalanya.
Meskipun disebut lebih menular, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan menyebut masa penyembuhan dari infeksi subvarian Omicron baru ini lebih cepat dibandingkan varian lainnya.
"Masa inkubasinya cepat 1 sampai 3 hari langsung bergejala, tapi nggak perlu khawatir karena recoverynya (penyembuhan) juga cepat. Para ahli sepakat bahwa laporan-laporan dari berbagai negara gejalanya hampir sama, dianggap lebih menular dari BA.2," kata dr Erlina dalam diskusi daring, Minggu (12/6/2022).
Lalu, berapa lama masa isolasinya?
Dalam kesempatan yang berbeda, dr Erlina menjelaskan bahwa sampai saat ini masih belum ada perubahan terkait kebijakan masa isolasi, sehingga bagi mereka yang terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 masih harus menjalani isolasi selama 10 hari.
"Masa isolasi saat ini kan 10 hari, nah itu masih berlaku hingga saat ini. Belum ada perubahan," tuturnya saat konferensi pers, Selasa (21/6/2022).
Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena virulensi dari subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sangat banyak meskipun tidak berbahaya, sehingga potensi penularannya akan semakin tinggi. Oleh karenanya, masa inkubasi masih diberlakukan selama 10 hari.
"Walaupun dikatakan bahwa virus ini virulensi artinya tidak menimbulkan keparahan, tetapi di lapangan CT valuenya rendah. Artinya virusnya banyak, dia tidak berbahaya tapi banyak. Kalau virus tersebut jumlahnya banyak, itu potensi penularannya akan lebih tinggi lagi. Oleh sebab itu, sampai saat ini masih belum ada upaya kebijakan memperpendek masa isolasi. Jadi, tetap dirata-rata 10 hari," sambungnya.
Simak Video "Langkah Indonesia Hadapi Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)