Demam Nggak Termasuk! Ini Gejala COVID-19 Terbanyak Saat Kasus Meledak Lagi

ADVERTISEMENT

Round Up

Demam Nggak Termasuk! Ini Gejala COVID-19 Terbanyak Saat Kasus Meledak Lagi

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 29 Jun 2022 18:00 WIB
Hospital COVID
Healthcare workers during an intubation procedure to a COVID patient
Foto ilustrasi: Getty Images/Tempura
Jakarta -

Setelah sempat melandai, kasus COVID-19 di sejumlah negara kembali melonjak. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan kenaikan kasus itu terjadi usai munculnya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

Menurut UKHSA, gejala yang muncul akibat varian tersebut tergolong ringan. Tetapi, kedua varian itu lebih mudah menular dibandingkan dengan subvarian Omicron sebelumnya.

Meski lebih ringan, aplikasi ZOE Covid Study melihat adanya perbedaan pada gejala yang muncul. Umumnya, gejala COVID-19 yang dikeluhkan seperti demam, batuk, hingga sesak napas.

Namun, saat ini gejala umum tersebut tidak banyak dialami pasien COVID-19. Gejala yang paling banyak dikeluhkan oleh 69 persen masyarakat, termasuk di Inggris, adalah sakit kepala.

Rasa sakit yang muncul sedikit berbeda dengan sakit kepala biasanya. Adapun ciri-ciri sakit kepala akibat COVID-19, yaitu:

  • Sakit kepala berkembang menjadi sedang hingga sangat menyakitkan
  • Kepala terasa berdenyut, menekan, atau menusuk
  • Rasa sakit terjadi di kedua sisi kepala, bukan hanya di satu bagian
  • Sakit kepala yang muncul bisa berlangsung selama lebih dari tiga hari
  • Sakit kepala yang dirasakan menjadi resisten terhadap obat penghilang rasa sakit biasa
  • Rasa sakit pada kepala cenderung muncul di awal infeksi terjadi

"Data kamu menunjukkan bahwa sakit kepala ini sering datang dan pergi. Tetapi, untungnya rasa sakit itu berangsur-angsur berkurang seiring waktu," beber ZOE yang dikutip dari Express UK, Selasa (28/6/2022).

NEXT: Gejala COVID-19 Lainnya, Selain Sakit Kepala

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT