Baru-baru ini viral di Tiktok kisah seorang wanita yang terancam diceraikan oleh suami lantaran mengidap vaginismus. Penyakit ini membuatnya tidak dapat berhubungan seks dengan suami. Wanita tersebut bernama Kash Mustafa, seorang dokter asal Malaysia.
Dikutip dari laman Healthline, vaginismus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kejang otot di sekitar area vagina secara tidak sadar ketika ada upaya untuk memasukkan sesuatu ke dalam vagina.
Kondisi ini dapat menyebabkan hubungan seksual menjadi menyakitkan. Saat pasangan ingin melakukan penetrasi, otot vagina secara tidak sadar akan mengencang dan penis menjadi seperti 'terjepit'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa itu vaginismus? Berikut adalah penjelasan dan fakta-fakta terkait vaginismus:
1. Disebabkan oleh Berbagai Faktor
Vaginismus dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres fisik, stres emosional, atau peristiwa yang menyebabkan traumatis.
Berikut adalah sejumlah pemicu vaginismus secara emosional, dikutip dari Medical News Today:
- Perasaan takut karena rasa sakit
- Perasaan cemas yang disebabkan oleh rasa bersalah, biasanya karena ada masalah dalam hubungan
- Peristiwa traumatis, termasuk pemerkosaan atau riwayat pelecehan.
Selain penyebab secara emosional, berikut pemicu vaginismus karena stres fisik:
- Adanya infeksi, seperti infeksi saluran kemih atau jamur
- Kondisi kesehatan, seperti kanker atau lichen sclerosis
- Persalinan
- Menopause
- Riwayat operasi panggul
- Kurangnya pemanasan sebelum bercinta
- Lubrikasi vagina yang tidak mencukupi
- Efek samping obat
2. Memiliki Gejala Beragam
Gejala vaginismus pada setiap wanita tidaklah sama, tergantung tingkat keparahannya. Umumnya gejala vaginismus berupa rasa sakit saat bercinta, rasa sakit saat memasang tampon, dan kesulitan bernapas.
Berikut sejumlah gejala vaginismus:
- Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia), disertai dengan rasa sesak dan nyeri seperti sensasi terbakar
- Kesulitan memasukkan penetrasi
- Nyeri seksual jangka panjang tanpa penyebab yang jelas
- Rasa sakit saat memasukkan tampon
- Kejang otot atau mengalami kesulitan bernapas saat mencoba hubungan seksual.
Vaginismus tidak mencegah wanita untuk tidak terangsang secara seksual. Tapi, kondisi ini dapat terjadi karena wanita merasa cemas saat hendak bercinta, sehingga mencoba untuk menghindari seks atau penetrasi vagina.
Dokter menjelaskan, wanita dengan vaginismus tetap bisa hamil. Simak di halaman selanjutnya.
3. Pengidap Vaginismus Tetap Bisa Hamil
Harapan untuk hamil dan memiliki keturunan bagi wanita pengidap vaginismus tetap ada.
dr Robbi Asri Wicaksono, SpOG, selaku praktisi medis vaginismus menjelaskan vaginismus bukan merupakan penyakit pikiran, melainkan penyakit organ reproduksi. Oleh karena itu, terdapat kekakuan otot pada dinding vagina yang tidak dapat dikendalikan oleh penderita sehingga menyebabkan kegagalan penetrasi.
dr Robbi mengatakan, sebesar 4,9 persen pengidap vaginismus yang tidak pernah mengalami penetrasi dinyatakan hamil. Dalam dunia medis, keadaan tersebut dapat disebut sebagai splash pregnancy.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa penyakit vaginismus dapat menghambat pengidapnya untuk hamil sebesar 95 persen.
"Jadi mereka memang tidak melakukan penetrasi, tetapi hampir pasti ejakulasi dilakukan di depan vagina persis. Kita tahu ejakulasi itu memiliki daya sembur dan vaginanya penderita vaginismus itu tidak menutup," ucap dr Robbi dalam program e-Life detikcom, Jumat (10/9/2021).
Lebih lanjutnya, ia menyarankan pengidap vaginismus untuk tidak perlu buru-buru memiliki keturunan. Hal yang harus diutamakan adalah mengobati penyakitnya. Meski melalui program hamil, cara itu juga tetap memerlukan penetrasi vagina untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
[Gambas:Video 20detik]
(Dharmajati Yusuf Fadli/vyp)











































