Tampon Bisa Merusak Keperawanan? Ini Fakta di Balik 4 Mitos Menstruasi

Tampon Bisa Merusak Keperawanan? Ini Fakta di Balik 4 Mitos Menstruasi

Christina Butarbutar - detikHealth
Minggu, 03 Jul 2022 08:12 WIB
Ilustrasi menstruasi
Ilustrasi siklus menstruasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ekaterina79)
Jakarta -

Hampir semua wanita pernah, sedang, atau akan mengalami menstruasi. Bagian dari siklus menstruasi adalah ketika rahim melepaskan jaringan mukosa bersama darah melalui vagina.

Periode menstruasi dapat berlangsung antara 3-7 hari dan siklusnya biasanya terjadi setiap 28 hari, meskipun panjang siklus menstruasi dapat bervariasi.

Walaupun demikian, masih banyak mitos dan kesalahpahaman terkait menstruasi yang paling populer, dan mengapa itu tidak benar.

Dikutip dari medicalnewstoday, berikut lima mitos menstruasi yang harus ditinggalkan:

1. Seks saat menstruasi, aman nggak?

Beberapa mitos yang paling tersebar luas mengenai menstruasi yaitu seks saat sedang menstruasi tidak bisa menyebabkan hamil.
Ternyata, hal ini sepenuhnya salah. Puncak kesuburan terjadi selama tahap ovulasi biasanya dimulai sekitar 12-16 hari sebelum dimulainya periode berikutnya.

ADVERTISEMENT

Jadi, melakukan hubungan seks vaginal tanpa kondom selama menstruasi tetap bisa menyebabkan kehamilan. Hal ini karena sperma akan bertahan cukup lama untuk membuahi sel telur.

2. Bolehkah mandi saat menstruasi?

Beberapa orang berpikir bahwa mandi saat menstruasi tidak aman. Hal ini karena air panas dapat merangsang pendarahan.

Faktanya, tidak ada alasan untuk tidak mandi selama menstruasi. Bersantai di bak mandi busa merasa lebih bersih karena itu akan meningkatkan mood.

Selain itu, lebih baik dan lebih sehat menggunakan air dan sabun lembut tanpa pewangi untuk membersihkan vulva daripada tisu atau produk lainnya.

Sebuah penelitian yang dilaporkan Medical News Today menemukan "korelasi kuat" antara penggunaan produk perawatan intim, seperti pembersih gel dan pembersih vagina, dan peningkatan risiko infeksi.

3. Sinkronisasi siklus menstruasi, mitos atau fakta?

Banyak wanita yang mungkin pernah mengalami "penyelarasan periode" di lingkungan sekolah, tempat kerja, atau berbagi rumah.

Dalam artikel Nature tahun 1971 menyebutkan bahwa wanita yang tinggal berdekatan, teman sekamar di asrama perguruan tinggi, atau yang berteman dekat, mengalami peningkatan sinkroni siklus menstruasi.

Penulis penelitian percaya bahwa ini mungkin terjadi karena wanita yang hidup sangat dekat bersama-sama "bertukar" feromon dari waktu ke waktu, yang akhirnya menyebabkan fenomena ini.

Penelitian lain meragukan metodologi yang digunakan tahun 1971 tersebut karena kurangnya bukti empiris. Penelitian yang diterbitkan baru-baru ini tidak menemukan bahwa teman sekamar di kampus mengalami sinkroni menstruasi.

Sejak saat itu, para penyelidik menjadi lebih cenderung percaya bahwa gagasan itu hanyalah mitos yang bertahan lama, dengan sinkroni apa pun yang murni hanya kebetulan saja.

4. Tampon merusak keperawanan?

Kesalahpahaman yang paling sering mengacu pada penggunaan tampon untuk menyerap darah menstruasi. Memasukkan tampon ke dalam vagina, beberapa orang mungkin khawatir bahwa ini dapat menyebabkan beberapa kerusakan.

Salah satu kekhawatiran utama adalah bahwa memasukkan tampon dapat merusak selaput darah yang disebut sebagai "tanda keperawanan".

Pada kenyataannya, selaput dara adalah selaput elastis yang melapisi lubang vagina dan biasanya tidak menutupi lubang vagina. Ketika selaput dara melar, memasukkan benda sekecil tampon bisa saja tidak akan menyebabkan robekan. Sebaliknya, selaput dara juga bisa robek karena sebab lain seperti bersepeda maupun naik kuda.



Simak Video "Pekerja Pria di Jepang Coba Rasakan Sakitnya Menstruasi"
[Gambas:Video 20detik]