Sudah Dominan di RI, Peneliti Punya Kabar Buruk soal Omicron BA.5

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 08 Jul 2022 15:30 WIB
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/franckreporter
Jakarta -

Pakar kesehatan di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya menyampaikan kabar buruk terkait subvarian Omicron BA.5. Mereka mengungkapkan bahwa subvarian tersebut dapat dengan cepat menginfeksi ulang atau reinfeksi orang yang sudah memiliki antibodi terhadap virus Corona tersebut.

Berdasarkan penelitian, orang yang sudah memiliki antibodi, baik dari vaksinasi, perawatan antibodi, atau kekebalan dari infeksi alami sebelumnya berisiko lebih rendah untuk terpapar COVID-19 BA.5 ini. Perlindungan ini setidaknya bisa bertahan selama beberapa bulan pasca sembuh dari infeksi.

Namun, kepala petugas kesehatan Australia Barat, Andrew Robinson, mengatakan bahwa ia melihat beberapa orang bisa terinfeksi COVID-19 lagi hanya dalam hitungan minggu.

"Apa yang kami lihat adalah peningkatan jumlah orang yang telah terinfeksi BA.2 dan kemudian terinfeksi (lagi) setelah empat minggu," beber Andrew Robinson yang dikutip dari laman Business Insider, Jumat (8/7/2022).

"Jadi, mungkin enam sampai delapan minggu mereka mengembangkan infeksi kedua kalinya, dan itu hampir bisa dipastikan BA.4 atau BA.5," lanjutnya.

Reinfeksi Tidak Terlalu Parah

Meski begitu, ahli epidemiologi di The Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Dr David Dowdy, mengatakan infeksi ulang yang disebabkan Omicron BA.4 dan BA.5 biasanya tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan infeksi awal COVID-19.

"Karena virus telah berevolusi untuk memiliki beberapa resistensi terhadap antibodi, sistem kekebalan belajar untuk meresponsnya tanpa membuat tubuh menjadi rusak," katanya.

Seperti subvarian Omicron sebelumnya, BA.5 dan BA.4 diketahui memiliki mutasi yang memungkinkan mereka bisa menghindar dari perlindungan terhadap virus. Baik yang dihasilkan dari vaksin COVID-19 maupun infeksi sebelumnya. Sementara kekebalan atau antibodi akan terus berkurang seiring berjalannya waktu.

"Ini bukan tombol on-off. Tetapi jika seseorang terpapar pada subvarian yang rumit karena perlindungan mereka berkurang, virus mungkin menemukan celah," ungkap Dowdy.

"Apa pun yang dapat mengatasi respons imun sedikit lebih cepat memiliki keuntungan ketika banyak populasi kebal," imbuhnya.

Lebih Kebal Terhadap Antibodi

Sebuah studi terbaru dari Columbia University, yang belum ditinjau sejawat, menemukan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 setidaknya empat kali lebih kebal terhadap antibodi dibandingkan galur Omicron sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan meneliti sampel antibodi orang yang telah mendapat tiga dosis vaksin COVID-19 mRNA dan terinfeksi Omicron.

Dari studi tersebut, para peneliti mengamati bagaimana antibodi dari vaksin dan juga infeksi alami itu bekerja untuk melawan subvarian Omicron baru tersebut. Hasilnya, pakar penyakit menular dari University of California, San Francisco, Peter Chin-Hong, mengatakan orang itu masih bisa terinfeksi subvarian BA.4 dan BA.5.

"BA.5 adalah versi virus terburuk yang pernah kami lihat. Itu karena kemampuannya untuk menghindari kekebalan dan meningkatkan penularan," tulis direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, San Diego, Dr. Eric Topol, dalam blognya.



Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"

(sao/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork