Potret Miris Perokok Belia di Dukuh Atas, Beli Sebungkus untuk Rame-rame

Potret Miris Perokok Belia di Dukuh Atas, Beli Sebungkus untuk Rame-rame

Mochammad Fajar Nur - detikHealth
Jumat, 08 Jul 2022 19:14 WIB
Potret Miris Perokok Belia di Dukuh Atas, Beli Sebungkus untuk Rame-rame
Potret miris perokok belia di ibukota (Foto: infografis detikHealth)
Jakarta -

Area Taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Jl Sudirman, Jakarta Pusat tengah viral di media sosial lantaran dibanjiri para ABG (anak baru gede) dari pinggiran Jakarta. Sayangnya, aktivitas nongkrong para remaja dan pengunjung Area Taman Stasiun MRT Dukuh Atas belakangan banyak disorot karena banyak di antara para ABG (anak baru gede) asyik merokok. Tak jarang, mereka meninggalkan bekas sampah termasuk puntung rokok.

Seperti Ryan (14), yang jauh-jauh datang dari Tanjung Priok untuk berkumpul dan menikmati rokok bersama kawan-kawannya. Ia sengaja memanfaatkan momen nongkrong untuk merokok, karena di rumah ia tidak diperbolehkan merokok.

"Kita rokok biasanya sih patungan, di rumah nggak bisa kan? Ini sebungkus ramean sih paling abis berapa jam doang barengan," ucapnya saat ditemui detikcom, Kamis (7/7/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Ryan, masih banyak remaja usia belia lain di area tersebut yang terlihat nongkrong sambil menikmati rokok.

Perokok belia di Citayam Fashion WeekPerokok belia di Citayam Fashion Week Foto: Dharmajati Yusuf Fadli/detikHealth

Persoalan pokoknya adalah, para perokok ini banyak yang masih di bawah umur. Sebetulnya, dari mana remaja usia belia mendapat akses untuk menikmati rokok?

ADVERTISEMENT

Jika mengacu kepada hasil Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019, akses dan ketersediaan para perokok remaja ini didapat dari membeli langsung di toko, warung, penjual jalanan, dan kios dengan persentase 76,6 persen.

Sebanyak 60,6 persen perokok remaja juga tidak dicegah merokok atas dasar usianya mencapai nilai persentase 60,6 persen. Selain itu, penjualan rokok secara eceran juga memudahkan akses. Sebanyak 71,3 persen remaja membeli rokok per batang.

Artinya akses merokok para remaja usia belia ini terbuka luas dan tindakan pencegahan untuk melarang mereka mendapat akses rokok masih terbilang rendah.

Berdasarkan data GYTS 2019 tersebut, jumlah perokok remaja di Indonesia mencapai angka 18,8 persen dan 39,6 persen remaja menyatakan pernah merokok. Sedangkan diprediksi remaja yang belum pernah merokok tetapi rentan merokok di masa depan sebanyak 7,9 persen.

NEXT: Rokok elektrik juga populer di kalangan remaja

Tidak hanya rokok konvensional, angka penggunaan rokok elektronik remaja Indonesia juga tak bisa diremehkan. Berikut ini sumber akses rokok elektronik pada remaja Indonesia:

  • Dibeli dari toko: 1,7 persen
  • Dibeli dari toko online: 2,0 persen
  • Dibeli dari orang: 7,8 persen

Berikut ini sumber akses paparan iklan rokok elektronik pada remaja menurut GYTS 2019:

  • Iklan di jalan dan toko: 1,5 persen
  • Iklan di internet: 15,7 persen
  • Namun, akses iklan rokok elektronik ternyata paling banyak didapat dari teman sebaya dengan angka 41,5 persen.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Peringatan WHO buat Semua Negara: Atur Ketat Penjualan Rokok Elektrik Dkk"
[Gambas:Video 20detik]
(mfn/up)
Perokok Belia di Sudut Jakarta
7 Konten
Serbuan ABG dari pinggiran Jakarta menghidupkan suasana Dukuh Atas di sekitar stasiun MRT. Sisi lain dari keriuhan tersebut adalah hadirnya para perokok belia yang tak hanya membahayakan kesehatannya sendiri, tapi terkadang juga nyampah.

Berita Terkait