Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak dan terluka parah saat berkampanye di Kota Nara, Jepang Selatan (Jumat 8/7/2022). Ia meninggal setelah sempat kritis dan mengalami henti jantung disertai perdarahan hebat.
Dokter dari Nara Medical University Hospital yang menangani Shinzo Abe, Hidetada Fukushima, membenarkan bahwa Shinzo Abe tiba di rumah sakit dalam kondisi henti jantung atau cardiopulmodary arrest. Abe juga mengalami perdarahan subkutan akibat luka yang dialaminya.
Luka tembak ditemukan di beberapa bagian tubuh Abe, antara lain 2 di pangkal leher dan 1 di bagian atas area dada, dekat bahu. Tidak ditemukan peluru, namun diyakini peluru menembus tubuh hingga mencapai jantung dan memicu luka besar disertai kerusakan fatal.
Terpisah, dokter jantung dari Siloam Hospitals Jantung Diagram, dr Heston G B Napitupulu, Sp.BTKV(K)-D, menyebut luka tembak di jantung memang bisa berdampak sangat fatal apalagi jika sampai menyebabkan lubang. Kerusakan yang terjadi bisa mengganggu kelistrikan jantung dan memicu henti jantung.
"Kalau kena ke jantungnya, dan sampai bolong, harusnya sih darahnya sudah keluar semua sih. Akan meninggal kalau jantungnya sudah bolong," jelas dr Heston, ditemui detikcom, Jumat (8/7/2022).
Hingga akhirnya dinyatakan meninggal, Abe ditangani oleh 20 dokter. Mereka berhasil menghentikan perdarahan di salah satu pembuluh darah penting, tetapi darah yang hilang terlalu banyak sehingga Abe tidak bisa diselamatkan.
Beberapa fakta luka tembak mematikan yang dialami Shinzo Abe adalah sebagai berikut.
Tertembak di Sisi Kiri Dada
TBS Television melaporkan bahwa Abe ditembak di sisi kiri dadanya dan terlihat ada luka lainnya di bagian leher. Pasca tertembak, Abe jatuh ke tanah dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Beberapa laporan juga menyebut Abe masih sempat sadar dan responsif saat dilarikan ke rumah sakit.
Disebut Alami Henti Jantung
Media lokal termasuk NK dan kantor berita Kyodo, menyebut Abe mengalami henti jantung (cardiorespiratory arrest). Istilah ini digunakan di Jepang untuk menggambarkan kondisi sebelum kematian yang disebabkan oleh kondisi masalah koroner.
"Dia memberikan pidato dan seorang pria datang dari belakang. Tembakan pertama terdengar seperti mainan. Dia tidak jatuh dan ada ledakan besar. Tembakan kedua lebih terlihat, Anda bisa melihat percikan dan asap," ujar seorang wanita muda di tempat kejadian kepada NHK.
NEXT: Sempat Diberi Cardiac Massage
(suc/up)