Heboh Bocah Tewas Dibully, Psikolog Ungkap Biang Kerok Anak Jadi Perundung

Heboh Bocah Tewas Dibully, Psikolog Ungkap Biang Kerok Anak Jadi Perundung

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 21 Jul 2022 18:00 WIB
Heboh Bocah Tewas Dibully, Psikolog Ungkap Biang Kerok Anak Jadi Perundung
Foto ilustrasi: iStock
Jakarta -

Heboh kabar seorang anak SD berusia 11 tahun berinisial nama PH meninggal dunia setelah dirundung oleh teman-teman sebayanya. Menurut laporan kedua orang tua korban, PH sempat muntah dan mengalami kejang sebelum meninggal dunia.

"Kami nggak nyangka kalau anak kedua saya mau meninggal. Tapi makin hari makin parah sakitnya ngelamun kejang pak," ungkap ibu dari korban, Ti.

Dalam kesempatan terpisah, psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Psi, Psi., atau yang akrab disapa 'Nina' menjelaskan ada banyak penyebab seorang anak bisa menjadi pelaku perundungan atau 'bullying'. Salah satunya, kebiasaan menonton film atau bermain game yang banyak mengandung aksi kekerasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada anak-anak atau remaja yang belum betul-betul memiliki kontrol terhadap apa yang dia tonton atau mainkan, maka adanya film, games seperti itu justru bisa seperti seakan-akan seperti pengajaran, membuat anak-anak ini melakukannya kepada orang lain," terangnya pada detikcom dalam program e-Life bertajuk 'Masa Sih Anakku Tukang Bully?', Jumat (19/11/2021).

Potensi penyebab lainnya yakni situasi di rumah. Anak-anak yang terbiasa diperlakukan dengan kasar oleh orangtua rentan melakukan aksi bullying pada teman sepermainannya.

ADVERTISEMENT

Pasalnya, aksi kekerasan yang kerap diterima membuat anak berpikir, pola interaksi yang normal mengandung posisi dominan dan korban. Agar tak menjadi korban, anak memposisikan dirinya sebagai perundung kepada teman sepermainan.

"Anak ini sering menjadi korban di rumah.Misalnya orangtua yang sering melakukan pemukulan terhadap anak, atau mencela anak dan sebagainya, anak ini kemudian menjadi korban," jelas Nina.

"Di kondisi yang lain, anak itu akan menangkap bahwa 'oh ternyata berinteraksi dengan orang lain itu bentuknya atas-bawah selalu ada yang jadi orang di atas dominan, ada yang di bawah'. Sehingga (dia berpikir) daripada menjadi korban, mendingan jadi pelaku," sambungnya.

Simak video 'Pelaku Perundungan Bocah di Tasikmalaya Diduga 4 Orang':

[Gambas:Video 20detik]



Tanda Anak Rentan Jadi Tukang 'Bully'

Pada beberapa kasus, anak memiliki tingkat agresivitas lebih tinggi dipengaruhi faktor hormon. Jika dibarengi pola asuh yang kurang tepat, kondisi ini bisa membuat anak rentan menjadi pelaku bullying.

"Ada juga anak yang memang ketika dia dari kecil memang cenderung impulsif atau ada gangguan dalam mengatur perilakunya, dia juga ada kecenderungan dalam melakukan bullying," jelas Nina.

"Apalagi ketika dikombinasikan dengan perilakunya tidak tepat, kemudian juga ada banyak sekali contoh negatif dari lingkungan baik dari tetangga, sekolah, dan sebagainya sehingga ini membentuk anak menjadi lebih rentan menjadi pelaku bully," sambungnya.

Namun begitu, kondisi tersebut bisa disikapi dengan pengajaran pada anak terkait cara bergaul dan berinteraksi dengan lingkungan sosial.

"Mungkin dia dari dulunya memang sudah punya kecenderungan untuk menjadi agresif, impulsif, kesulitan mengatur diri, maka memang penting diajarkan keterampilan mengatur diri, sosial, bagaimana cara bergaul atau berinteraksi dengan orang lain dengan saling menghormati," pungkas Nina.

Halaman 2 dari 2
(vyp/kna)

Berita Terkait