Pria berusia 66 tahun dinyatakan 'sembuh' dari HIV. Peneliti mengumumkan hasil pengobatan mereka per Rabu (27/7). Kesembuhan pasien usia lanjut tersebut memiliki catatan yakni pada proses prosedur atau terapi. Dinilai berbahaya bagi pasien yang juga tengah berjuang melawan kanker.
Lansia dengan julukan nama 'City of Hope' adalah pasien kedua yang dinyatakan sembuh tahun ini, setelah para peneliti sebelumnya mengungkap seorang wanita AS dengan panggilan pasien 'New York' juga menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
Pasien City of Hope, seperti pasien Berlin dan London sebelumnya, mengalami 'remisi jangka panjang' setelah menjalani transplantasi sumsum tulang. Seorang pasien lain, sebelumnya juga dikatakan telah mencapai 'remisi', berpotensi membuat pasien bebas HIV di dunia menjadi lima orang.
Jana Dickter, seorang spesialis penyakit menular di City of Hope di California, keberhasilan prosedur pada pasien 66 tahun bisa menjanjikan bagi pengidap HIV yang lebih tua.
Curhat Pasien 'City of Hope'
"Ketika saya didiagnosis HIV pada tahun 1988, seperti banyak orang lain, saya pikir itu adalah hukuman mati," kata pasien yang tidak mau disebutkan namanya itu.
"Saya tidak pernah berpikir saya akan hidup untuk melihat hari di mana saya tidak lagi memiliki HIV," katanya dalam pernyataan City of Hope. "Saya sangat bersyukur."
Dickter mengatakan pasien telah memberitahunya tentang stigma yang dia alami selama hari-hari awal epidemi AIDS pada 1980-an.
"Dia melihat banyak teman dan orang yang dicintainya menjadi sangat sakit dan akhirnya menyerah pada penyakit itu," katanya.
Dia mengidap 'AIDS penuh' untuk sementara waktu, tetapi merupakan bagian dari uji coba awal terapi antiretroviral, yang sekarang memungkinkan banyak dari 38 juta orang dengan HIV secara global hidup dengan HIV.
Dirinya mengidap HIV selama 31 tahun, lebih lama dari pasien sebelumnya yang mengalami 'remisi'.
Setelah didiagnosis dengan leukemia 2019 silam, ia menerima transplantasi sumsum tulang dengan sel induk dari donor yang tidak terkait dengan mutasi langka, bagian dari gen CCR5 hilang, membuat orang kebal terhadap HIV. Dia menunggu hingga divaksinasi COVID-19 Maret 2021 untuk berhenti menggunakan antiretroviral, dan telah dalam remisi dari HIV serta kanker sejak saat itu.
"Kemoterapi dengan intensitas yang lebih rendah bekerja untuk pasien, berpotensi memungkinkan pasien HIV yang lebih tua dengan kanker untuk mendapatkan pengobatan," kata Dickter.
"Tapi itu adalah prosedur yang kompleks dengan efek samping yang serius dan "bukan pilihan yang cocok untuk kebanyakan orang dengan HIV," tambahnya.
Steven Deeks, pakar HIV di University of California, San Francisco yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan hal pertama yang dilakukan dalam transplantasi sumsum tulang adalah pasien menghancurkan sistem kekebalan sendiri untuk sementara.
"Anda tidak akan pernah melakukan ini jika Anda tidak menderita kanker," katanya kepada AFP.
Simak Video "AIDS dan 10 Gejala Umumnya: Batuk Kering-Demam"
[Gambas:Video 20detik]