Imbas Amukan Cacar Monyet, WHO Minta Pria Gay dan Biseks Batasi Bercinta

Imbas Amukan Cacar Monyet, WHO Minta Pria Gay dan Biseks Batasi Bercinta

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 28 Jul 2022 22:00 WIB
Imbas Amukan Cacar Monyet, WHO Minta Pria Gay dan Biseks Batasi Bercinta
Cacar monyet (Foto: Getty Images/iStockphoto/atakan)
Jakarta -

Marak beredar informasi bahwa cacar monyet yang kini mewabah terkonsentrasi pada kelompok pria yang berhubungan seks dengan sesama pria atau bergonta-ganti pasangan. Menanggapi itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pria gay dan biseksual untuk membatasi jumlah pasangan seksual demi mencegah risiko penyebaran virus cacar monyet.

Pakar cacar monyet dari WHO, Rosamund Lewis, menyebut pria yang berhubungan seks dengan pria adalah kelompok yang paling berisiko terinfeksi cacar monyet saat ini. Menurutnya, sekitar 99 persen kasus terjadi pada pria, dan setidaknya 95 persen dari pasien tersebut adalah pria yang berhubungan seks dengan pria.

Direktur Jenderal WHOTedrosAdhanomGhebreyesus menegaskan, kini otoritas kesehatan masyarakat perlu melibatkan komunitas pria yang berhubungan seks dengan sesama pria dalam upaya menekan penularan virus cacar monyet. Namun, upaya tersebut wajib dibarengi perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia dan tidak bersifat diskriminatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penularan ini bukan hanya masalah seksual, kelompok lain juga akan menyebabkan penularan sehingga tentu saja pengawasannya kita secara generaldr Mohammad Syahril - Jubir Kemenkes RI

"Untuk pria yang berhubungan seks dengan sesama pria, untuk saat ini kurangi jumlah pasangan seksual. Pertimbangkan kembali seks dengan pasangan baru, dan lakukan detail kontak dengan pasangan baru untuk memudahkan tindak lanjut jika nantinya diperlukan," beber Tedros, dikutip dari CNBC, Kamis (28/7/2022).

"Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun dan dapat memicu wabah. Seperti yang telah kita lihat dengan kesalahan informasi COVID-19, dan informasi ini dapat menyebar dengan cepat secara online," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Menurut data WHO, hingga kini sebanyak lebih dari 18.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 78 negara. Sekitar 10 persen pasien cacar monyet menjalani perawatan di rumah sakit dan lima pasien meninggal dunia.

Lantas, seperti apa upaya pencegahan penularan cacar monyet di Indonesia? Akankah ada pengawasan khusus bagi kelompok gay dan biseksual?

Langkah Kemenkes RI

Dalam kesempatan terpisah, juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menegaskan pengawasan terhadap risiko penyebaran cacar monyet di Indonesia akan dilakukan secara general tanpa mendiskriminasi kelompok tertentu.

Hingga kini tidak ada bukti bahwa virus cacar monyet bisa menular lewat air mani atau cairan vagina. Namun, cacar monyet menular lewat kontak dekat. Artinya, siapa pun terlepas dari orientasi seksnya bisa terpapar virus cacar monyet akibat hubungan seks lantaran dalam aktivitas seks, terhadap kontak erat.

"Kita sampaikan tadi atau informasi kenapa di laporan WHO itu hampir 99 persen laki-laki dan memang karena ada kelompok aktivitas seksual tadi (hubungan seks pria dengan sesama pria)," ujar Syahril dalam konferensi pers virtual 'Update Penanganan Monkeypox di Indonenesia', Rabu (27/7/2022).

"Penularan ini bukan hanya masalah seksual, kelompok lain juga akan menyebabkan penularan sehingga tentu saja pengawasannya kita secara general. Tentu saja kelompok tertentu tadi menjadi perhatian, karena data di dunia begitu," pungkasnya.

Halaman 3 dari 2
(vyp/naf)

Berita Terkait