Penjelasan Ahli Forensik Soal 'Otak Pindah ke Perut' dalam Proses Autopsi

Penjelasan Ahli Forensik Soal 'Otak Pindah ke Perut' dalam Proses Autopsi

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 04 Agu 2022 06:55 WIB
Penjelasan Ahli Forensik Soal Otak Pindah ke Perut dalam Proses Autopsi
Foto: Ilustrasi ruang autopsi/otopsi (Foto Antara)
Jakarta -

Heboh pernyataan pengacara dari Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J), yakni Kamaruddin Simanjuntak, perihal temuan otak jenazah Brigadir J pindah ke perut dari autopsi. Dokter menjelaskan, pemindahan letak otak pasca autopsi sebenarnya lumrah dilakukan di beberapa negara. Lantas, mengapa otak dipindahkan ke perut dalam proses autopsi?

"Kalau di kita kan memang kebiasaannya adalah mengembalikan jaringan ke tempat semula. Itu kebiasan kita. Tetapi di negara lain nggak begitu," ujar ahli kedokteran forensik dari Universitas Indonesia, dr Budi Sampurna, pada detikcom, Selasa (2/8/2022).

"Jadi misal dulu saya sekolahnya di Jerman, terus saya juga pernah belajar di Amerika. Teman saya ada yang di Belanda, mereka juga mengatakan agak beda memang cara mereka. Kalau mereka itu selesai melakukan autopsi, otak itu tidak dikembalikan di kepala," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa Otak Tidak Dikembalikan ke Dalam Kepala?

dr Budi menjelaskan, di sejumlah negara, otak diletakkan di rongga perut untuk mencegah cairan otak merembes keluar dari bekas potongan tengkorak pasca autopsi.

"Mengapa tidak dikembalikan di kepala? Karena kepala itu sudah dipotong tulangnya. Kalau otak itu nanti mencair, maka dia bisa merembes ke situ dan bisa keluar," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu mereka mengatakan, kalau di kami, tidak kita masukkan kembali ke kepala tetapi kepala itu nanti sudah ditutup seperti kapas, atau ada khusus lah semacam kertas ditaruh situ. Kemudian potong lagi tengkoraknya dan boleh ditutup," lanjut dr Budi.

Lebih lanjut menurutnya, setiap negara bisa memiliki tata cara autopsi dan pengembalian jaringan pasca autopsi berbeda-beda tergantung pada agama hingga tradisi.

Di Indonesia, jaringan umumnya diletakkan ke lokasi tubuh semula setelah autopsi. Pasalnya di Indonesia, terdapat cara pemotongan tulang kepala yang membuat cairan otak tidak merembes meski dalam posisi tiduran setelah proses autopsi.

"Kepala itu kan dipotong tulangnya. Cara memotongnya kalau di kita itu dibikin siku sehingga nanti waktu ditaruh lagi itu akan tetap dan bisa menampung otak pada waktu dia tiduran," jelas dr Budi.

"Jadi yang tadi otaknya dipindahkan atau diletakkan di daerah perut. Tapi itu kan di negara lain. Jadi masing-masing negara bisa berbeda-beda tata cara mengembalikannya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Catatan Riwayat Penyakit Gene Hackman dari Hasil Autopsi Akhir"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Berita Terkait