Puncak BA.5 Diprediksi Mundur ke Akhir Agustus, RI Masih Rawan Sampai Oktober!

Puncak BA.5 Diprediksi Mundur ke Akhir Agustus, RI Masih Rawan Sampai Oktober!

Mochammad Fajar Nur - detikHealth
Selasa, 09 Agu 2022 10:01 WIB
Puncak BA.5 Diprediksi Mundur ke Akhir Agustus, RI Masih Rawan Sampai Oktober!
Ilustrasi virus Corona (Foto: Getty Images/iStockphoto/Naeblys)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) sebelumnya menyebutkan Indonesia akan menghadapi gelombang subvarian Omicron BA.4-BA.5 yang bakal tembus 20 ribu kasus per hari dan diprediksi terjadi pada pertengahan Juli. Namun, hingga Agustus ini, kasus harian COVID-19 di Indonesia terpantau fluktuatif dan masih jauh dari angka 20 ribu kasus per hari.

Apakah berarti puncak gelombang Omicron sudah terlewati?

Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menyatakan justru Indonesia belum sampai pada puncak gelombang Omicron BA.5. Ia memprediksi gelombang puncak mungkin akan terjadi pada akhir Agustus dan September.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ini masih di gelombang 4 dari BA.5 yang utamanya ya, dan ini belum berakhir gelombang 4 kita ini dan puncak pun belum, mungkin menjelang akhir Agustus bahkan September ya," ucapanya dalam keterangan yang diterima detikcom, Selasa (9/8/2022).

Menurutnya, memang akhir-akhir ini ada pola melambat ke arah puncak gelombang Omicron BA.5 akibat imunitas masyarakat yang sudah terbentuk. Namun, ia memprediksi karena kurangnya jumlah testing, kasus COVID-19 di Indonesia seharusnya jauh lebih banyak.

ADVERTISEMENT

"Memang di gelombang 4 ini kita melihat pola yang lebih lambat peningkatan ke arah puncak karena virus ini melalui lebih banyak orang yang sudah memiliki imunitas. Dan mereka bukan berarti tidak terinfeksi, tapi terinfeksi sangat ringan dan bahkan tidak bergejala," bebernya.

"Di tengah minimnya juga testing, sehingga tidak terlalu terlihat padahal banyak sekali (jumlah kasus)," sambungnya.

NEXT: Masa rawan sampai Oktober

Ia menambahkan, Indonesia masih dalam masa rawan kenaikan jumlah kasus hingga Oktober. Jika masa-masa rawan ini diabaikan, ia memprediksi adanya korban jiwa yang dapat terjadi pada kelompok berisiko.

"Masa rawan kita, prekdisi saya sampai oktober lah, rawan ini bukan berarti akan banyak kematian, tidak, tapi kalau kita ini lemah dalam 3T, dalam upaya pencegahan 5M, dalam vaksinasi, pada gilirannya ini akan memakan korban jiwa yaitu kelompok paling rawan," jelasnya.

"(kelompok ini adalah) lansia, tenaga kesehatan yang posisi berisiko tinggi, termasuk ya anak, ibu hamil, dan komorbid," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(mfn/up)

Berita Terkait