Sudah 98 Persen Warga RI Punya Antibodi COVID, Kelompok Ini Paling 'Kebal'

Round Up

Sudah 98 Persen Warga RI Punya Antibodi COVID, Kelompok Ini Paling 'Kebal'

Afif Ahmad Rifai - detikHealth
Jumat, 12 Agu 2022 05:30 WIB
Sudah 98 Persen Warga RI Punya Antibodi COVID, Kelompok Ini Paling Kebal
Sudah 98 persen warga RI punya antibodi COVID-19 (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengungkap hasil riset terbaru terkait antibodi COVID-19 masyarakat di Indonesia. Hasilnya, penduduk yang memiliki antibodi SARS-CoV-2 mengalami peningkatan menjadi 98,5 persen berdasarkan data Juli 2022.

"Hasil dari serosurvey menunjukkan adanya peningkatan proporsi penduduk yang memiliki antibodi SARS-CoV-2, dari yang sebelumnya 87,8 persen pada Desember 2021 menjadi 98,5 persen pada Juli 2022," ujar salah satu peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan RI, Kamis (11/8/2022).

Meskipun begitu, Iwan mengatakan masyarakat yang memiliki antibodi SARS-CoV-2 tetap terdapat kemungkinan untuk terinfeksi COVID-19. Namun, terhindar dari risiko gejala COVID-19 berat hingga meninggal, terkecuali mengalami penurunan antibodi setelah kadarnya dalam tubuh berkurang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih Perlu Vaksin Booster Kedua?

Ahli epidemiologi FKM UI Pandu Riono mengatakan bahwa peningkatan antibodi pada masyarakat di Indonesia disebabkan oleh pemberikan vaksin booster pertama. Namun, hingga kini pemberian vaksin booster pertama baru mencapai 28 persen.

ADVERTISEMENT

Ketika pemberian vaksin booster pertama dengan cakupan yang lebih luas ternyata dapat membuat kadar antibodi masyarakat Indonesia cukup untuk melawan virus COVID-19, ada kemungkinan pemberian vaksin booster kedua tidak dibutuhkan.

"Hasil survei tersebut menjadi indikasi bahwa pemberian booster sangat penting dilakukan. Namun, cakupannya hingga kini baru 20 persen, masih jauh dari target yang ditetapkan," tutur Pandu dalam konferensi pers virtual Serology Survey Nasional Ketiga beberapa waktu lalu.

"Maka dari itu, kita jangan memikirkan dulu untuk booster kedua. Tuntaskan dulu booster pertama, karena dari data survey mengindikasikan bahwa kita berhasil mencapai level kadar antibodi yang cukup tinggi," sambungnya.

Tidak hanya itu, Pandu juga mengatakan bahwa pemberian booster pertama sejauh ini terbilang sukses. Hal itu dibuktikan ketika RI diterpa gelombang Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, tingkat perawatan di rumah sakit dan kasus kematian akibat COVID-19 tidak separah di gelombang sebelumnya.

"Terbukti kadar antibodi yang tinggi mampu menekan waktu perjalanan pandemi ketika gelombang Omicron BA.4 dan BA.5 melanda, angka masuk rumah sakit rendah dan angka kematian juga rendah," tuturnya.

NEXT: Kelompok tertentu punya antibodi lebih tinggi.

Pemilik Antibodi Tertinggi di RI

Pandu Riono juga mengungkapkan bahwa separuh penduduk RI kadar antibodinya meningkat jauh dari sebelumnya.

"Ternyata lebih dari separuh penduduk RI itu kadar antibodinya meningkat jauh di atas 1.000 u/mL, dan yang mengalami kenaikan antibodi yang paling tertinggi adalah mereka yang melakukan vaksin booster," tutur Pandu.

Berikut rincian peningkatan antibodi berdasarkan dosis vaksin COVID-19:

  • Belum divaksin: 963 u/mL
  • Vaksin dosis 1: 1.582 u/mL
  • Vaksin dosis 2: 1.852 u/mL
  • Vaksin booster: 4.496 u/mL

Hal tersebut menunjukkan bahwa vaksinasi booster sangat diperlukan. Berdasarkan data yang didapatkan kelompok yang mengalami peningkatan antibodi paling banyak adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas.

Banyak Warga 'Kebal', Vaksin Nantinya Tak Wajib?

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu menyebut pihaknya tengah membahas kebijakan vaksin COVID-19 ke depan di tengah temuan nyaris 100 persen warga memiliki antibodi COVID-19.

"Kita akan melihat kebijakan (vaksinasi COVID-19) ke depan, masih akan didiskusikan," beber dia.

"Tapi kalau dari rencana, akan jadi (vaksin) pilihan," sambungnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait