Dikaitkan dengan Ibu Meninggal di Tasik, Ini Pesan Dokter Soal Balap Karung

Dikaitkan dengan Ibu Meninggal di Tasik, Ini Pesan Dokter Soal Balap Karung

Alethea Pricila - detikHealth
Kamis, 18 Agu 2022 11:06 WIB
Dikaitkan dengan Ibu Meninggal di Tasik, Ini Pesan Dokter Soal Balap Karung
Ilustrasi balap karung. (Foto: ANTARA FOTO/Fauzan)
Jakarta -

Perayaan 17 Agustus merupakan salah satu cara masyarakat Indonesia menghargai perjuangan para pahlawan yang sudah memerdekakan Indonesia 77 tahun silam. Salah satu cara merayakan dengan lomba seperti balap karung. Tak disangka, kebahagiaan perayaan ini justru berakhir duka bagi salah satu keluarga di Kampung Gunung Bubut, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Seorang ibu rumah tangga meninggal dunia setelah mengikuti lomba 17-an karena terjatuh saat perlombaan balap karung, Rabu (17/8/2022) siang. Diketahui korban yang bernama Rini (29) memiliki riwayat penyakit hipertensi dan baru melahirkan dua bulan lalu.

"Menurut keterangan keluarga korban memiliki riwayat penyakit hipertensi, selain itu korban baru 2 bulan lalu melahirkan," ucap Iptu Hartono, Kapolsek Mangkubumi, dikutip dari detikJabar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu apakah hal ini berarti lomba balap karung tidak aman?

Balap karung sebenarnya tergolong olahraga high impact karena menggunakan gerakan melompat sehingga menciptakan dampak saat kaki menyentuh tanah. Meski demikian, dokter spesialis ortopedi konsultan sports injury dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Andi Nusawarta, M.Kes, SpOT(K), mengatakan balap karung aman-aman saja dilakukan bagi yang sudah biasa olahraga karena merupakan modifikasi dari gerakan squat.

ADVERTISEMENT

"Misal orang ini udah rutin olahraga, di challenge melakukan hal baru kayak lompat karung sambil jongkok. Buat orang yang sudah biasa ya biasa aja dan tidak akan sakit," ucapnya kepada detikcom, Selasa (16/8/2022).

Meski demikian, dr Andi juga menyarankan seharusnya panitia yang melaksanakan perlombaan lebih selektif dalam pemilihan peserta. Pasalnya, tidak semua orang memiliki kondisi fisik yang sama dan beberapa orang punya kerentanan lebih tinggi untuk mengalami cedera.

"Sebaiknya itu panitianya mengatur, jangan dibuat serabutan, jadi langsung pada lomba nggak jelas timnya, saya sarankan sih diatur supaya menghindari cedera," saran dr Andi.

NEXT: Peserta sebaiknya jujur tentang kondisi kesehatan.

Tak hanya panitia yang harus waspada, dr Andi menegaskan peserta yang akan mengikuti lomba juga seharusnya jujur terhadap kesehatan tubuhnya. Jika ingin melakukan perlombaan yang cukup berat seperti balap karung seharusnya dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa.

"Mereka (peserta) seharusnya juga tahu, siapa yang melakukan itu yang terbiasa. Jangan karena euforia, belum pernah, terus maksa. Jangan karena euforia nanti jadi sakit, cedera," tegasnya.

Perlu diingat, balap karung merupakan aktivitas fisik dengan melompat dan memberikan beban ekstra di persendian sehingga tidak semua orang dapat mengikuti perlombaan ini karena dapat membuat cedera.

"Orang yang jarang olahraga dan rentan, itu justru bukan positif yang didapatkan tapi negatif, bisa cedera," katanya.

Halaman 2 dari 2
(up/up)
Balap Karung Bebas Cedera
8 Konten
Tradisi lomba 17-an tak pernah lepas dari yang namanya balap karung. Aktivitas seru ini banyak menguras kalori, dan banyak yang menyebut manfaatnya setara olahraga. Tapi jangan lupakan risiko cedera.

Berita Terkait