Siaran langsung HUT ke-77 Republik Indonesia yang dilaksanakan Rabu (17/8/2022), di Istana Negara, Jakarta Pusat, dimeriahkan oleh penampilan penyanyi cilik Farel Prayoga. Saat ia menyanyikan lagu 'Ojo Dibandingke' di hadapan Presiden Joko Widodo dan para peserta perayaan yang hadir, juru bahasa isyarat mencuri perhatian lewat 'goyangan' saat bertugas menerjemahkan saat siaran langsung.
Winda Utami, juru bahasa isyarat yang bertugas pada acara tersebut buka-bukaan tentang momen tersebut. Kepada detikcom, ia menceritakan alasan melakukan gerakan seperti bergoyang tersebut.
"Jadi saya saat menerjemahkan lagu, saya fokus bagaimana teman-teman tuli saya bisa ikut menikmati lagu. Bisa ikut tau alat musik apa yang dimainkan," ucap Winda dihubungi detikcom, Jumat (19/8/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Winda tak menyangka bahwa apa yang dia lakukan akan viral di sosial media.
"Saya sama sekali tak menyangka (viral), karena apa yang saya lakukan itu betul-betul tujuannya untuk teman-teman tuli," tuturnya.
"Yang penting dalam JBI ada tiga yaitu, isyarat, ekspresi dan verbal. Jadi saya menggambarkan situasi yang ada di situ, termasuk musik," sambungnya.
Winda bersyukur apa yang ia lakukan bisa dinikmati oleh khalayak umum bukan hanya para tunarungu atau orang dengan kondisi tuli.
"Tapi ternyata itu juga bisa dinikmati oleh orang yang dengar, itu rezeki dan bonus buat saya," pungkasnya.
NEXT: Tantangan dalam Melakukan Bahasa Isyarat
Menurutnya tantangan terbesar menjadi juru bahasa isyarat disebabkan oleh standar bahasa isyarat yang bisa berbeda-beda tiap daerah.
"Tantangan terberatnya adalah belum ada atau tidak ada standar lisensi untuk bahasa isyarat. Jadi setiap daerah itu punya keunikan bahasa isyarat, jadi Jakarta bahasa isyaratnya beda misal, tapi karena bahasa isyarat adalah bahasa visual, teman-teman tuli masih mengerti walaupun isyaratnya sedikit berbeda," jelasnya.
Namun, menurutnya tidak ada perbedaan besar pada bahasa isyarat yang digunakan meskipun berbeda daerah.
"Sama seperti bahasa mas. Bahasa Betawi dan Jawa tengah beda, Jawa tengah dan Jawa barat beda. Bahasa dan budaya kan saling mempengaruhi tapi karena bahasa isyarat itu visual walaupun beda tapi tetap bisa paham," pungkasnya.
Simak Video "Video: Bukan Cuma Plantar Fasciitis, Shin Splint Juga Bahaya Bagi Pelari Pemula"
[Gambas:Video 20detik]
(mfn/up)











































