Tidak sedikit negara di dunia yang dibuat pusing dengan kemunculan 'resesi seks' atau menurunnya angka kelahiran secara drastis dalam populasi. Fenomena ini muncul karena wanita yang menyatakan enggan menikah.
Belum lagi kondisi pasangan yang tidak ingin memiliki anak karena berkaitan dengan pembiayaan hidup yang tinggi. Salah satu faktornya berkaitan juga dengan COVID-19.
China menjadi salah satu negara yang paling terhantam oleh fenomena ini. Kebijakan 'one child policy' yang dikeluarkan pemerintah satu dekade lalu memperparah kondisi populasi China saat ini karena angka kelahiran semakin mengalami penurunan.
Terkait fenomena ini, Ketua Pusat Kesehatan Reproduksi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof dr Siswanto Agus Wilopo menyatakan hal ini berkaitan dengan transisi demografis kedua atau second demographic transition. Transisi demografis kedua ini mengarah pada perubahan pertumbuhan penduduk dari masa ke masa.
Jika dulu yang terjadi adalah angka kelahiran tinggi, saat ini dunia dihadapkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang mulai menurun. Kondisi ini sangat terlihat di Jepang dan China yang penduduknya memang tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan keturunan.
Prof Siswanto mengatakan ada beberapa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Di kedua negara itu, misalnya, kultur bekerja menjadi penyebab banyaknya orang ogah menikah atau punya anak.
"Celakanya di Indonesia ini ada fenomena juga. Tidak bisa dipungkiri generasi muda kita mulai pilih-pilih. Kalau kita lihat fenomena yang ada di luar itu akan masuk ke kita, jadi hati-hati. Di perkotaan mulai seperti itu," beber Prof Siswanto di agenda Media Training The 2nd International Conference on Indonesia, Minggu (21/8/2022).
Saat ini tidak sedikit wanita yang enggan menikah sebelum memiliki posisi tertentu di pekerjaannya. Pun jika memutuskan menikah, mereka akan menunda terlebih dahulu untuk punya momongan.
"Persoalannya di Indonesia memang luas, tapi di perkotaan mulai seperti itu. Kita harus mulai menempatkan ini dari sisi kebijakan," pungkasnya.
Simak Video "Populasi Menurun dalam 60 Tahun, Generasi Muda China Enggan Berkeluarga"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)