Dampaknya, kasus HIV dianggap sebagai fenomena gunung es. Artinya, yang muncul di permukaan hanya sedikit, tetapi kasus yang tidak terlihat atau bahkan belum terdeteksi masih sangat banyak di bawahnya.
Kenapa Bisa Seperti Itu?
Menurut Ketua Female Plus, Yusriani Ratna Irani, fenomena ini disebabkan masih banyaknya orang yang belum mengerti soal HIV. Misalnya seperti jalur penularannya, yang salah satunya disebabkan oleh pemakaian jarum suntik yang sama.
"Masih banyak orang yang mungkin belum terpapar informasi (soal HIV). Sekarang saja mulai muncul lagi pengguna jarum suntik, yang sebenarnya angkanya sudah mulai datar, tapi sekarang muncul lagi," jelas Yusriani saat ditemui detikcom di Female Plus, Bandung, Jumat (2/8/2022).
"Mereka mungkin nggak dapat informasi kalau pakai jarum suntik yang sama dengan orang lain itu dapat menularkan. Belum banyak juga yang tahu pentingnya memakai jarum suntik yang steril," lanjutnya.
Sebagai informasi, Female Plus merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berperan untuk mendampingi orang dengan HIV-AIDS. LSM ini dibentuk dan dijalankan oleh populasi kunci HIV, seperti lelaki seks dengan lelaki (LSL), pengguna napza suntik (penasun), wanita pekerja seks (WPS), hingga waria.
NEXT: Stigma negatif masih kuat
Simak Video "Video: Apa Tantangan Terbesar Hidup sebagai Perempuan dengan HIV?"
(sao/up)